Thursday, December 14, 2017

PATUTKAH KITA MENYOMBONGKAN DIRI

PATUTKAH KITA MENYOMBONGKAN DIRI

๐Ÿ“’๐ŸŒพ๐ŸŒพ๐ŸŒพ๐Ÿ“—๐Ÿ“’๐Ÿ“—๐ŸŒพ๐ŸŒพ๐ŸŒพ๐Ÿ“’

Ust. Fuad Hamzah Baraba’ Lc

Wahai saudaraku sesungguhnya kematian itu pasti terjadi, dan tidak ada keraguan padanya. Allah Ta’ala berfirman:

ูˆَุฌَุงุกَุชْ ุณَูƒْุฑَุฉُ ุงู„ْู…َูˆْุชِ ุจِุงู„ْุญَู‚ِّ ุฐَู„ِูƒَ ู…َุง ูƒُู†ْุชَ ู…ِู†ْู‡ُ ุชَุญِูŠุฏُ‬‬

“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya”.(QS. Qaf:19).

Siapakah ะงฮฑฯ€ฦ mampu menolak sakarotul maut? Apabila telah datang ajal maka tidak ada ะงฮฑฯ€ฦ mampu mengundur-undurkannya, walaupun hanya sesaat, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

‫‫ูˆَู„ِูƒُู„ِّ ุฃُู…َّุฉٍ ุฃَุฌَู„ٌ ูَุฅِุฐَุง ุฌَุงุกَ ุฃَุฌَู„ُู‡ُู…ْ ู„َุง ูŠَุณْุชَุฃْุฎِุฑُูˆู†َ ุณَุงุนَุฉً ูˆَู„َุง ูŠَุณْุชَู‚ْุฏِู…ُูˆู†َ‬‬

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”.(QS. al-A’raf:34).

Siapakah ะงฮฑฯ€ฦ mampu menangguhkan datangnya ajal kematian bila sudah siap menjemput?

Lalu kenapa kau sombong wahai manusia, padahal kau akan dimakan cacing-cacing tanah?

Lalu mengapa engkau congkak, padahal ‎​ฮด¡ dalam tanah kau akan berbaring?

Kenapa kau menununda-nunda taubat dan amal shalih padahal kematian akan datang tiba-tiba?

Marilah kita merenungi firman-firman Allah berikut:

‫‫ูƒُู„ُّ ู†َูْุณٍ ุฐَุงุฆِู‚َุฉُ ุงู„ْู…َูˆْุชِ ูˆَุฅِู†َّู…َุง ุชُูˆَูَّูˆْู†َ ุฃُุฌُูˆุฑَูƒُู…ْ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ูَู…َู†ْ ุฒُุญْุฒِุญَ ุนَู†ِ ุงู„ู†َّุงุฑِ ูˆَุฃُุฏْุฎِู„َ ุงู„ْุฌَู†َّุฉَ ูَู‚َุฏْ ูَุงุฒَ ูˆَู…َุง ุงู„ْุญَูŠَุงุฉُ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุฅِู„َّุง ู…َุชَุงุนُ ุงู„ْุบُุฑُูˆุฑِ‬‬

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.(QS. Ali Imron:185).

ูƒُู„ُّ ู…َู†ْ ุนَู„َูŠْู‡َุง ูَุงู†ٍ. ูˆَูŠَุจْู‚َู‰ ูˆَุฌْู‡ُ ุฑَุจِّูƒَ ุฐُูˆ ุงู„ْุฌَู„َุงู„ِ ูˆَุงู„ْุฅِูƒْุฑَุงู…ِ‬‬

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. (QS. ar-Rahman:26-27).

‫‫ูˆَู„َุง ุชَุฏْุนُ ู…َุนَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฅِู„َู‡ًุง ุขَุฎَุฑَ ู„َุง ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ู‡ُูˆَ ูƒُู„ُّ ุดَูŠْุกٍ ู‡َุงู„ِูƒٌ ุฅِู„َّุง ูˆَุฌْู‡َู‡ُ ู„َู‡ُ ุงู„ْุญُูƒْู…ُ ูˆَุฅِู„َูŠْู‡ِ ุชُุฑْุฌَุนُูˆู†َ‬‬

“Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan”. (QS. al-Qashash:88).

Semoga kita bisa mengambil ‘ibroh dari setiap ะงฮฑฯ€ฦ kita pelajari, dan kita dapatkan.

 Ditulis oleh Ustadz Fuad Hamzah Baraba ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰
— ~ ~ ~ ⌣̊┈̥-̶̷̴̯͡┈̥-̶̯͡⌣̊ ~ ~ ~ —

๐Ÿ“—๐ŸŒด๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿ“—๐Ÿ“’๐Ÿ“—๐ŸŒด๐ŸŒด๐ŸŒด๐Ÿ“—

HILANG ATAU KEMBALINYA PALESTINA KE PANGKUAN KAUM MUSLIMIN

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ HILANG ATAU KEMBALINYA PALESTINA KE PANGKUAN KAUM MUSLIMIN๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ〰

๐Ÿ’ฌ❱ Perkataan berharga dari Al-‘Allaamah al-Faqih Ibnul Utsaimin rahimahullah

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธDan tidak mungkin mengembalikan palestina ke pangkuan kaum muslimin kecuali dengan nama Islam yang dipegangi oleh Nabi [๏ทบ] dan para shahabat beliau.

๐Ÿ“–◈ Sebagaimana Allah berfirman:

《 ุฅู† ุงู„ุฃุฑุถ ู„ู„ู‡ ูŠูˆุฑุซู‡ุง ู…ู† ูŠุดุงุก ู…ู† ุนุจุงุฏู‡ ูˆุงู„ุนุงู‚ุจุฉ ู„ู„ู…ุชู‚ูŠู† 》

๐Ÿ“–“Sesungguhnya bumi ini milik Allah, Dia akan mewariskannya kepada  hamba-hambaNya yg Dia kehendaki. Dan kesudahan yg baik itu bagi orang yg bertaqwa.” [Al-A’raf 128]

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธDan bagaimanapun usahanya bangsa Arab, sekalipun mereka memenuhi dunia ini dengan perkataan dan hujjah, maka mereka itu tidak akan berhasil selamanya sampai mereka menyeru untuk mengeluarkan yahudi darinya dengan nama Islam, setelah mereka menerapkannya pada diri-diri mereka sendiri. Maka jika mereka telah melakukan hal itu, maka akan terwujud apa yg dikhabarkan oleh Nabi [๏ทบ]:

《 ู„ุง ุชَู‚ُูˆู…ُ ุงู„ุณَّุงุนَุฉُ ุญَุชَّู‰ ูŠُู‚َุงุชِู„َ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ُูˆู†َ ุงู„ْูŠَู‡ُูˆุฏَ، ูَูŠَู‚ْุชُู„ُู‡ُู…ُ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ُูˆู†َ ุญَุชَّู‰ ูŠَุฎْุชَุจِุฆَ ุงู„ْูŠَู‡ُูˆุฏِูŠُّ ู…ِู†ْ ูˆَุฑَุงุกِ ุงู„ْุญَุฌَุฑِ، ูˆَุงู„ุดَّุฌَุฑِ، ูَูŠَู‚ُูˆู„ُ ุงู„ْุญَุฌَุฑُ، ุฃَูˆِ ุงู„ุดَّุฌَุฑُ: ูŠَุง ู…ُุณْู„ِู…ُ، ูŠَุง ุนَุจْุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ، ู‡َุฐَุง ูŠَู‡ُูˆุฏِูŠٌّ ุฎَู„ْูِูŠ، ูَุชَุนَุงู„َ ูَุงู‚ْุชُู„ْู‡ُ. 》

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ“Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kaum muslimin berperang melawan yahudi. Maka kaum muslimin membunuhi mereka sampai yahudi bersembunyi dibelakang batu dan pohon, maka batu dan pohon tersebut mengatakan : Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini ada yahudi di belakangku, maka kemarilah bunuhlah dia.”

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธMaka pepohonan dan bebatuan menunjukkan kepada kaum muslimin posisi yahudi, mengatakan:  Wahai “hamba Allah” dengan nama penghambaan terhadap Allah. Dan mengatakan Wahai “muslim” , dengan nama Islam. Dan Rasul [๏ทบ] bersabda: “Kaum Muslimin akan memerangi yahudi” dan beliau tidak mengatakan “Bangsa Arab.”

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธOleh karena itu sesungguhnya kita tidak akan bisa menghukum yahudi dengan nama ke“arab”an selamanya. Kita tidak akan bisa menghukum yahudi kecuali dengan nama Islam. Barang siapa yg mau, silakan dia membaca firman Allah ta’ala:

《 ูˆู„ู‚ุฏ ูƒุชุจู†ุง ููŠ ุงู„ุฒุจูˆุฑ ู…ู† ุจุนุฏ ุงู„ุฐูƒุฑ ุฃู† ุงู„ุฃุฑุถ ูŠุฑุซู‡ุง ุนุจุงุฏูŠ ุงู„ุตุงู„ุญูˆู† 》

☝“Dan sungguh Kami telah tetapkan dalam kitab Zabur setelah (kami tulis) dalam Lauhul mahfuzh, bahwasanya bumi ini akan diwariskan kepada hamba-hamaKu yg shalih.” [Al-Anbiya 105]

๐Ÿ‘‰๐ŸปMaka Allah menjadikan warisan tersebut bagi hamba-hambaNya yg shalih. Dan apa-apa yang dipersyaratkan dengan suatu sifat, maka hal itu hanya akan terwujud dengan adanya sifat tersebut, dan akan ditiadakan kalau tidak ada sifat tersebut. Maka jika kita menjadi hamba-hamba Allah yg shalih, maka kita akan mewarisinya dengan penuh kemudahan, tanpa adanya kesulitan dan kepayahan ini. Maka (ini adalah) pembicaraan yang panjang lebar yang tidak pernah habisnya selamanya. Maka kita bisa meraihnya dengan pertolongan Allah dan dengan ketentuan Allah akan hal itu bagi kita. Betapa mudahnya hal itu bagi Allah.

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธDan kita tahu, kalau kaum muslimin tidaklah menguasai Palestina di zaman Islam yg jaya kecuali karena keislaman mereka. Dan mereka tidak menguasai kota-kota, ibukota Persia atau ibukota Romawi atau ibukota Qibti kecuali dengan nama Islam. Oleh karena itu, duhai seandainya para pemuda kita itu meresapi pemahaman yg benar ini, bahwasanya tidak mungkin mendapatkan pertolongan yg mutlak kecuali dengan Islam yang hakiki, bukan islam KTP.

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธDan saya katakan, dan ilmunya di sisi Allah: “Tidak mungkin mengembalikan negeri Syam -dan saya khususkan dengan hal itu negeri Palestina- kecuali dengan apa yg dipakai oleh pendahulu umat ini, dengan kepemimpinan seperti kepemimpinan Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu’anhu. Dengan pasukan seperti pasukannya Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu’anhu. Mereka tidak berperang kecuali untuk meninggikan kalimat Allah.

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ(02)
Kalau sudah terlaksana hal ini pada kaum muslimin, maka mereka akan bisa memerangi yahudi, sampai yahudi akan bersembunyi di belakang pohon, lalu pohon tersebut akan memanggil:

〈 ูŠَุง ู…ُุณْู„ِู…ُ، ูŠَุง ุนَุจْุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ، ู‡َุฐَุง ูŠَู‡ُูˆุฏِูŠٌّ ุฎَู„ْูِูŠ، ูَุชَุนَุงู„َ ูَุงู‚ْุชُู„ْู‡ُ 〉

☝“Wahai muslim, wahai hamba Allah ini yahudi dibelakangku, mari bunuhlah dia.”

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธAdapun selama manusia masih memandang kalau permusuhan ini, antara kita dengan yahudi itu adalah karena fanatik kebangsaan, maka kita tidak akan berhasil selamanya. Karena Allah itu tidak akan menolong kecuali hamba-hambaNya yg menolong AgamaNya.

๐Ÿ“–◈ Sebagaimana Allah berfirman :

《 ูˆَู„َูŠَู†ْุตُุฑَู†َّ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…َู†‎ ‎ูŠَู†ْุตُุฑُู‡ُ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ู„َู‚َูˆِูŠٌّ ุนَุฒِูŠุฒٌ  ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุฅِู†ْ ู…َูƒَّู†َّุงู‡ُู…ْ ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ุฃَู‚َุงู…ُูˆุง ุงู„ุตَّู„ุงุฉَ ูˆَุขุชَูˆُุง ุงู„ุฒَّูƒَุงุฉَ ูˆَุฃَู…َุฑُูˆุง ุจِุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ ูˆَู†َู‡َูˆْุง ุนَู†ِ ุงู„ْู…ُู†ْูƒَุฑِ ูˆَู„ِู„َّู‡ِ ุนَุงู‚ِุจَุฉُ ุงู„ْุฃُู…ُูˆุฑِ. 》

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ“Dan sungguh Allah akan menolong orang-orang yang menolong (agama) Nya, sesungguhnya Allah itu Maha Kuat lagi Maha perkasa. Yaitu orang-orang yang jika Kami kokohkan mereka di muka bumi mereka akan mendirikan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan kepada Allahlah kembalinya segala urusan.” [Qs. Al-Hajj 40-41]

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธMaka jika kita melihat generasi pertama umat ini, kita mendapati mereka itu ditolong karena prinsip ketauhidan, keikhlasan kepada Allah, mengikuti Rasulullah [๏ทบ]. Menjauhkan diri dari perkara yang buruk, dari akhlaq rendahan, dari perbuatan keji dan mungkar, dan dari taqlid kepada musuh-musuh.

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธDan repotnya, sekarang sebagian manusia ada yg memandang kalau taqlid (perbuatan ikut-ikutan) kepada orang-orang kafir itu adalah suatu kemuliaan dan kehormatan, dan mereka melihat kalau kembali kepada apa yang dipegangi oleh Rasulullah ‘alaihishshalaatu wassalaam dan para shahabatnya itu adalah kemunduruan dan keterbelakangan.

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ◈ Hal ini cocok dengan ucapannya orang-orang dahulu:

《 ูˆَุฅِุฐَุง ุฑَุฃَูˆْู‡ُู…ْ ู‚َุงู„ُูˆุง ุฅِู†َّ ู‡َุคُู„ุงุกِ ู„َุถَุงู„ُّูˆู†َ 》

☝“Dan jika mereka melihat orang-orang yang beriman, mereka berkata : Sesungguhnya mereka ini adalah orang-orang sesat.” [Qs. Al-Muthaffifin 32]

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธMaka kita wajib wahai ikhwah untuk merujuk (kepada Nabi dan Para Shabatnya-pent), hendaknya kita membaca dan memperhatikan apa yang telah lalu dari penghulu umat ini. Hingga kita bisa mengambil apa yg dahulu mereka ada di atasnya, berupa berpegang teguh (dengan dengan Islam-pent), penghambaan diri (kepada Allah), dan ketika itu pertolongan dicatat untuk kita.

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธDan sesungguhnya saya katakan dan saya ulang-ulang:
▸ Wajib kita berhati-hati dari kejelekkan jiwa-jiwa kita,
▸ dan kita berhati-hati dari kejelekkan orang-orang kafir, kaum munafiqin dan pengikut mereka semua.

〰๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธDan kita memohon kepada Allah agar Allah menetapkan buat kita dan kalian petolongan untuk agamaNya. Semoga Dia menolong kita dengannya dan menolong agamaNya melalui tangan kita. Dan menjadikan kita sebagai wali-waliNya dan golonganNya, sesungguhnya Dia itu Maha Pemurah lagi Maha Pemberi. Dan semoga shalawat dan salam atas Nabi kita Muhammad, pada para keluarganya dan shahabatnya semua..

๐Ÿ“š[Kutub wa rasaa’il karya Al-‘Utsaimin juz 8 hal 117]

Url: http://www.alfawaaid.net/2017/12/sebab-hilang-atau-kembalinya-palestina.html

{ Judul dari Admin }
••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net

Sumber:
@ForumSalafy - Alih Bahasa: Ustadz Abu Hafs Umar al Atsary // Dari http://www.bayenahsalaf.com/vb/showthread.php?p=66069#post66069

➥ #Nasehat #sebab_hilangnya #sebab_kembalinya #Palestina #ke_pangkuan #kaum_Muslimin


๐ŸŒทMuTiArA SuNnAh๐ŸŒท


 ••••••●●✿๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ✿●●••••••

Wednesday, December 13, 2017

Doa Ketika Gundah dan Berdukacita

Doa Ketika Gundah dan Berdukacita

๐Ÿ”บุฏุนุงุก ุงู„ู‡ู… ูˆุงู„ุฃْูˆَุงุกٌ๐Ÿ”บ

✍๐Ÿปุนَู†ِ ุนَุงุฆِุดَุฉَ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„ู‡ ุนَู†ْู‡َุง، ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ๏ทบ:
«ุฅِุฐَุง ุฃَุตَุงุจَ ุฃَุญَุฏَูƒُู…ْ ู‡َู…ٌّ ุฃَูˆْ ู„ุฃْูˆَุงุกٌ ูَู„ْูŠَู‚ُู„ْ: ุงู„ู„َّู‡ُ، ุงู„ู„َّู‡ُ ุฑَุจِّู‰ ู„ุงَ ุฃُุดْุฑِูƒُ ุจِู‡ِ ุดَูŠْุฆًุง»

๐Ÿ““ุตุญูŠุญ ุงู„ุฌุงู…ุน ู„ู„ุฃู„ุจุงู†ูŠ ( 348)
ุญุฏูŠุซ ุญุณู†

Dari Aisyah radhiyallahu anha ia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

"Apabila salah seorang di antara kamu tertimpa kegundahan atau terasa sesak dadanya (karena beban batin yang berat), maka ucapkanlah, "Allah, Allahu Rabbi Laa Usyriku bihi syai-a" (artinya: Allah Tuhanku,  aku tidak akan menyekutukan-Nya dengan sesuatu)."

(Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami no. 348)

๐Ÿ“•๐Ÿ“•๐Ÿ“•ุงู„ุชุนู„ูŠู‚๐Ÿ“•๐Ÿ“•๐Ÿ“•

✍๐Ÿปู‚ุงู„ ุงู„ุญุงูุธ ุงู„ู…ู†ุงูˆูŠ ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡:

Al Hafizh Al Manawi rahimahullah berkata,

๐Ÿ”บ(ุงู„ุฃูˆุงุก)๐Ÿ”บุดุฏุฉ ูˆุถูŠู‚ ู…ุนูŠุดุฉ.
Lafaz 'awa' (dalam hadits di atas) artinya kesempitan dan kesulitan hidup.

 ๐Ÿ”บ(ูู„ูŠู‚ู„ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ู„ู‡)๐Ÿ”บูˆูƒุฑุฑู‡ ุงุณุชู„ุฐุฐุงً ุจุฐูƒุฑู‡ ูˆุงุณุชุญุถุงุฑุงً ู„ุนุธู…ุชู‡ ูˆุชุฃูƒูŠุฏุงً ู„ู„ุชูˆุญูŠุฏ ูุฅู†ู‡ ุงู„ุงุณู… ุงู„ุฌุงู…ุน ู„ุฌู…ูŠุน ุงู„ุตูุงุช ุงู„ุฌู„ุงู„ูŠุฉ ูˆุงู„ุฌู…ุงู„ูŠุฉ ูˆุงู„ูƒู…ุงู„ูŠุฉ

Ucapan 'Allah,  Allahu Rabbi... dst. Diulangi lafaz Allah agar merasa nyaman dengan menyebut nama-Nya,  menghadirkan rasa pengagungan kepada-Nya,  serta menguatkan tauhid (keesaan)-Nya. Allah adalah nama yang mencakup semua sifat keagungan,  keindahan,  dan kesempurnaan.

๐Ÿ”บ(ุฑุจูŠ)๐Ÿ”บุฃูŠ ุงู„ู…ุญุณู† ุฅู„ูŠّ ุจุฅูŠุฌุงุฏูŠ ู…ู† ุงู„ุนุฏู… ูˆุชูˆููŠู‚ูŠ ู„ุชูˆุญูŠุฏู‡ ูˆุฐูƒุฑู‡ ูˆุงู„ู…ุฑุจูŠ ู„ูŠ ุจุฌู„ุงุฆู„ ู†ุนู…ู‡ ูˆุงู„ู…ุงู„ูƒ ุงู„ุญู‚ูŠู‚ูŠ ู„ุดุฃู†ูŠ ูƒู„ู‡ ุซู… ุฃูุตุญ ุจุงู„ุชูˆุญูŠุฏ ูˆุตุฑุญ ุจุฐูƒุฑู‡ ุงู„ู…ุฌูŠุฏ ูู‚ุงู„ :

Lafaz 'Rabbi' (Tuhanku) artinya yang telah berbuat baik kepadaku dengan menciptakanku,  memberiku taufik untuk mentauhidkan-Nya,  mengingat-Nya, serta mengurusku dengan berbagai kenikmatan.  Dia juga Penguasa semua urusanku yang sebenarnya, selanjutnya dia menyatakan tauhid dan menegaskannya dengan ucapannya,

๐Ÿ”บ(ู„ุง ุฃุดุฑูƒ ุจู‡ ุดูŠุฆุงً)๐Ÿ”บูˆุงู„ู…ุฑุงุฏ ุฃู† ุฐู„ูƒ ูŠูุฑุฌ ุงู„ู‡ู… ูˆุงู„ุบู… ูˆุงู„ุถู†ูƒ ูˆุงู„ุถูŠู‚ ุฅู† ุตุฏู‚ุช ุงู„ู†ูŠุฉ ูˆุฎู„ุตุช ุงู„ุทูˆูŠุฉ»

"Aku tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu," dimana pernyataan itu menghilangkan semua kegundahan, penderitaan,  dan kesempitan, jika niatnya benar dan hatinya tulus."

๐Ÿ“•ููŠุถ ุงู„ู‚ุฏูŠุฑ (ูขูจูฅ/ูก)๐Ÿ“•

Faidhul Qadir 1/285

Penerjemah: Marwan Hadidi


๐Ÿ”‘SILAHKAN SHARE! JADILAH KUNCI-KUNCI KEBAIKAN BAGI ORANG LAIN๐Ÿ— ....

BERANI JUJUR HEBAT

BERANI JUJUR HEBAT


✩ telegram.me/pena_akhwatmuslimah


Islam adalah agama yang mulia. Islam mengajarkan kepada seluruh pengikutnya untuk selalu jujur dalam setiap keadaannya. Islam juga mengharamkan sifat dusta dan mencela perbuatan dusta. Oleh karena itu, di dalam banyak ayat dan juga hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah dan Rasul-Nya menjelaskan keharaman dusta.

Di antara dalil yang menunjukkan buruknya sifat dusta dan mulianya sifat jujur adalah firman Allah ta’ala:

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَูƒُูˆู†ُูˆุง ู…َุนَ ุงู„ุตَّุงุฏِู‚ِูŠู†َ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur (benar)!” (QS At-Taubah: 119)

Begitu pula sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุจِุงู„ุตِّุฏْู‚ِ ูَุฅِู†َّ ุงู„ุตِّุฏْู‚َ ูŠَู‡ْุฏِู‰ ุฅِู„َู‰ ุงู„ْุจِุฑِّ ูˆَุฅِู†َّ ุงู„ْุจِุฑَّ ูŠَู‡ْุฏِู‰ ุฅِู„َู‰ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ ูˆَู…َุง ูŠَุฒَุงู„ُ ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠَุตْุฏُู‚ُ ูˆَูŠَุชَุญَุฑَّู‰ ุงู„ุตِّุฏْู‚َ ุญَุชَّู‰ ูŠُูƒْุชَุจَ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตِุฏِّูŠู‚ًุง ูˆَุฅِูŠَّุงูƒُู…ْ ูˆَุงู„ْูƒَุฐِุจَ ูَุฅِู†َّ ุงู„ْูƒَุฐِุจَ ูŠَู‡ْุฏِู‰ ุฅِู„َู‰ ุงู„ْูُุฌُูˆุฑِ ูˆَุฅِู†َّ ุงู„ْูُุฌُูˆุฑَ ูŠَู‡ْุฏِู‰ ุฅِู„َู‰ ุงู„ู†َّุงุฑِ ูˆَู…َุง ูŠَุฒَุงู„ُ ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠَูƒْุฐِุจُ ูˆَูŠَุชَุญَุฑَّู‰ ุงู„ْูƒَุฐِุจَ ุญَุชَّู‰ ูŠُูƒْุชَุจَ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ ูƒَุฐَّุงุจًุง

“Kalian wajib berlaku jujur. Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebajikan (ketakwaan) dan sesungguhnya ketakwaan akan mengantarkan kepada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan selalu berusaha untuk jujur maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang shiddiiq (yang sangat jujur). Kalian harus menjauhi kedustaan. Sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan kepada perbuatan dosa dan sesungguhnya dosa itu akan mengantarkan kepada neraka. Jika seseorang senantiasa berdusta dan selalu berusaha untuk berdusta, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang kadzdzaab (suka berdusta).”[1]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengatakan:

ุขูŠَุฉُ ุงู„ْู…ُู†َุงูِู‚ِ ุซَู„ุงَุซٌ ุฅِุฐَุง ุญَุฏَّุซَ ูƒَุฐَุจَ ، ูˆَุฅِุฐَุง ูˆَุนَุฏَ ุฃَุฎْู„َูَ ، ูˆَุฅِุฐَุง ุงุคْุชُู…ِู†َ ุฎَุงู†َ.

“Tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu: jika dia berbicara dia dusta, jika dia berjanji maka dia mengingkarinya dan jika dia dipercaya maka dia berkhianat.”[2]

Keutamaan orang yang memiliki sifat jujur

Orang yang memiliki sifat jujur akan mendapatkan banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai berikut:

Dia akan mendapatkan ketenangan di dalam hatinya

Orang yang selalu jujur akan mendapatkan ketenangan di dalam hatinya. Dia akan merasa nyaman dengan kejujuran yang telah dia lakukan. Berbeda halnya dengan orang yang suka berdusta. Hidup mereka tidak akan tenang dan penuh dengan kebimbangan.

Orang yang sudah terbiasa berbohong, maka untuk membenarkan kebohongannya dia akan selalu berbohong, sehingga hidupnya dipenuhi dengan kebohongan. Orang yang seperti ini tidak akan bahagia di dunia dan di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ุฏَุนْ ู…َุง ูŠَุฑِูŠุจُูƒَ ุฅِู„َู‰ ู…َุง ู„ุงَ ูŠَุฑِูŠุจُูƒَ، ูَุฅِู†َّ ุงู„ุตِّุฏْู‚َ ุทُู…َุฃْู†ِูŠู†َุฉٌ ، ูˆَุฅِู†َّ ุงู„ูƒَุฐِุจَ ุฑِูŠุจَุฉٌ.

“Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu dengan mengerjakan apa-apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan sesungguhnya kedustaan (akan mengantarkan kepada) keragu-raguan atau kebingungan.”[3]

Dia akan mendapatkan keberkahan dalam jual belinya

Seorang yang jujur di dalam kesehariannya dengan orang lain, maka akan mendapatkan keberkahan di dalam hidupnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan:

ุงู„ْุจَูŠِّุนَุงู†ِ ุจِุงู„ْุฎِูŠَุงุฑِ ู…َุง ู„َู…ْ ูŠَุชَูَุฑَّู‚َุง ูَุฅِู†ْ ุตَุฏَู‚َุง ูˆَุจَูŠَّู†َุง ุจُูˆุฑِูƒَ ู„َู‡ُู…َุง ูِู‰ ุจَูŠْุนِู‡ِู…َุง ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุฐَุจَุง ูˆَูƒَุชَู…َุง ู…ُุญِู‚َุชْ ุจَุฑَูƒَุฉُ ุจَูŠْุนِู‡ِู…َุง

“Penjual dan pembeli memiliki hak khiyaar (pilih) selama mereka belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan saling menjelaskan, maka mereka akan diberkahi di dalam jual beli mereka. Apabila mereka berdusta dan saling menyembunyikan (cacat) maka akan dilenyapkan keberkahan jual beli mereka.”[4]

Hadits ini menunjukkan bahwa keberkahan di dalam jual beli bisa didapatkan dengan kejujuran.

Dia akan mendapatkan kesyahidan jika dia memintanya dengan jujur

Menjadi orang yang mati dalam keadaan syahid adalah cita-cita setiap mukmin yang sempurna k

eimanannya. Keutamaan orang yang mati dalam keadaan syahid sangat banyak dan sangat besar. Dalil-dalil yang membahas tentang keutamaan mati dalam keadaan syahid disebutkan di dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pada saat sekarang ini, sangat susah untuk bisa menjadi orang yang mati dalam keadaan syahid di medan pertempuran, karena syarat untuk berhijad sangatlah banyak dan tidak sembarangan. Akan tetapi, Allah subhanahu wa ta’ala tetap memberikan keutamaan jihad untuk orang-orang yang menginginkan mati dalam keadaan syahid, jika orang tersebut memiliki niat yang ikhlas dan jujur dari hatinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ู…َู†ْ ุณَุฃَู„َ ุงู„ู„َّู‡َ ุงู„ุดَّู‡َุงุฏَุฉَ ุจِุตِุฏْู‚ٍ ุจَู„َّุบَู‡ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…َู†َุงุฒِู„َ ุงู„ุดُّู‡َุฏَุงุกِ ูˆَุฅِู†ْ ู…َุงุชَ ุนَู„َู‰ ูِุฑَุงุดِู‡ِ

“Barang siapa yang meminta kepada Allah untuk dimatikan dalam keadaan syahid dengan jujur, maka Allah akan menjadikannya berkedudukan seperti orang-orang yang mati syahid walaupun dia mati di atas kasurnya.”[5]

Surga dan orang-orang yang jujur

Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan surga atas kejujuran seseorang selama hidup di dunia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

ู‚َุงู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ู‡َุฐَุง ูŠَูˆْู…ُ ูŠَู†ْูَุนُ ุงู„ุตَّุงุฏِู‚ِูŠู†َ ุตِุฏْู‚ُู‡ُู…ْ ู„َู‡ُู…ْ ุฌَู†َّุงุชٌ ุชَุฌْุฑِูŠ ู…ِู†ْ ุชَุญْุชِู‡َุง ุงู„ْุฃَู†ْู‡َุงุฑُ ุฎَุงู„ِุฏِูŠู†َ ูِูŠู‡َุง ุฃَุจَุฏًุง ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُู…ْ ูˆَุฑَุถُูˆุง ุนَู†ْู‡ُ ุฐَู„ِูƒَ ุงู„ْูَูˆْุฒُ ุงู„ْุนَุธِูŠู…ُ

“Allah berkata: Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang jujur kejujuran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka rida terhadap Allah. Itulah keberuntungan yang paling besar“. (QS Al-Maidah: 119)

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman:

ูˆَู…َู†ْ ูŠُุทِุนِ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุงู„ุฑَّุณُูˆู„َ ูَุฃُูˆู„َุฆِูƒَ ู…َุนَ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุฃَู†ْุนَู…َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ู…ِู†َ ุงู„ู†َّุจِูŠِّูŠู†َ ูˆَุงู„ุตِّุฏِّูŠู‚ِูŠู†َ ูˆَุงู„ุดُّู‡َุฏَุงุกِ ูˆَุงู„ุตَّุงู„ِุญِูŠู†َ ูˆَุญَุณُู†َ ุฃُูˆู„َุฆِูƒَ ุฑَูِูŠู‚ًุง

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang Allah berikan kenikmatan kepada mereka dari kalangan nabi-nabi, para shiddiiqiin (orang-orang yang sangat jujur), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An-Nisa’: 69)

Wajibnya menjaga amanah

Di antara bentuk kejujuran pada diri seseorang adalah bisa menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ู„ุงَ ุฅِูŠู…َุงู†َ ู„ِู…َู†ْ ู„ุงَ ุฃَู…َุงู†َุฉَ ู„َู‡ُ ، ูˆَู„ุงَ ุฏِูŠู†َ ู„ِู…َู†ْ ู„ุงَ ุนَู‡ْุฏَ ู„َู‡ُ.

“Tidak ada keimanan bagi orang yang tidak beramanah. Dan tidak ada agama bagi orang yang tidak mememenuhi perjanjian.”[6]

Orang yang diberikan amanah harus benar-benar menjalankan amanah yang diberikan kepadanya.

Cara melatih kejujuran

Untuk mencapai derajat ash-shiddiq (orang yang sangat jujur) tidaklah mudah. Seseorang harus terus melatih dan mempraktikkan kejujuran dalam setiap perkataan dan perbuatannya. Jika kita perhatikan, sifat dusta kebanyakan muncul karena kecintaan seseorang terhadap dunia. Untuk mendapatkan dunia banyak orang yang berdusta dan melupakan akhiratnya.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah mengatakan:

ุฅِู†ْ ุฃَุฑَุฏْุชَ ุฃَู†ْ ุชَูƒُูˆْู†َ ู…َุนَ ุงู„ุตَّุงุฏِู‚ِูŠْู†َ، ูَุนَู„َูŠْูƒَ ุจِุงู„ุฒُّู‡ْุฏِ ูِูŠ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง، ูˆَุงู„ูƒَูُّ ุนَู†ْ ุฃَู‡ْู„ِ ุงู„ู…ِู„َّุฉِ.

“Apabila engkau ingin bersama orang-orang yang jujur, maka engkau wajib berzuhud terhadap dunia dan menahan diri dari (mengikuti) orang kafir.”[7]

Dusta yang diperbolehkan

Hukum asal dari dusta adalah haram. Seseorang tidak boleh melakukannya dalam keadaan apapun. Akan tetapi, ada beberapa tempat, dimana seorang muslim boleh berdusta, karena berdusta pada saat itu, memiliki maslahat (kebaikan) yang sangat besar dalam kehidupan seorang muslim. Dusta yang diperbolehkan hanya terdapat pada tiga tempat, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ู„ุงَ ุฃَุนُุฏُّู‡ُ ูƒَุงุฐِุจًุง ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠُุตْู„ِุญُ ุจَูŠْู†َ ุงู„ู†َّุงุณِ ูŠَู‚ُูˆู„ُ ุงู„ْู‚َูˆْู„َ ูˆَู„ุงَ ูŠُุฑِูŠุฏُ ุจِู‡ِ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ุฅِุตْู„ุงَุญَ ูˆَุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠَู‚ُูˆู„ُ ูِู‰ ุงู„ْุญَุฑْุจِ ูˆَุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูŠُุญَุฏِّุซُ ุงู…ْุฑَุฃَุชَู‡ُ ูˆَุงู„ْู…َุฑْุฃَุฉُ ุชُุญَุฏِّุซُ ุฒَูˆْุฌَู‡َุง

“Saya tidak m

enganggap berdusta seorang yang mendamaikan di antara manusia, dia mengatakan perkataan yang dia tidaklah menginginkan kecuali perdamaian, seorang yang berkata di dalam peperangan dan seorang lelaki yang berbicara kepada istrinya (tentang istrinya) dan seorang wanita yang berbicara kepada suaminya (tentang suaminya)“[8]

Begitu pula sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ุฑَุฎَّุตَ –ุงู„ู†َّุจِูŠُّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ– ู…ِู†َ ุงู„ْูƒَุฐِุจِ ูِูŠ ุซَู„ุงَุซٍ : ูِูŠ ุงู„ْุญَุฑْุจِ، ูˆَูِูŠ ุงู„ุฅِุตْู„ุงَุญِ ุจَูŠْู†َ ุงู„ู†َّุงุณِ، ูˆَู‚َูˆْู„ِ ุงู„ุฑَّุฌُู„ِ ู„ุงِู…ْุฑَุฃَุชِู‡ِ.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringanan untuk berdusta di tiga tempat, yaitu: ketika berperang, ketika mendamaikan di antara manusia dan perkataan seorang lelaki kepada istrinya”[9]

Para ulama berbeda pendapat dalam memahami hadits di atas, apakah dusta pada ketiga hal ini diperbolehkan secara mutlak, ataukah tetap tidak diperbolehkan, yang diperbolehkan hanyalah tauriyah. Yang dimaksud dengan tauriyah adalah seseorang mengatakan suatu perkataan, tetapi perkataan tersebut bisa dipahami berbeda oleh orang-orang yang mendengarkannya, sedangkan orang yang mengatakannya menginginkan makna yang lain dari perkataannya, sehingga dia tidak bisa dikatakan berdusta.

Contoh dari tauriyah adalah sebagai berikut:

Ada orang zalim yang mencari dan mengejar seseorang untuk membunuhnya, kemudian orang yang dikejar berlari dan melewati seorang yang sedang duduk. Kemudian orang zalim tersebut bertanya kepada orang yang duduk tadi, “Apakah kamu melihat orang yang berlari?” Orang yang duduk tadi pun mengatakan sambil berdiri, “Semenjak saya berdiri di sini, saya tidak melihat seorang pun lewat di depan saya.”

Orang yang duduk tadi melakukan tauriyah, yang dia maksudkan adalah semenjak berdiri dia tidak melihat seorang pun, tetapi ketika dia duduk dia melihatnya. Sedangkan yang dipahami oleh orang yang bertanya adalah dari tadi orang tersebut tidak melihat orang yang dicarinya.

Syaikh Al-Albani rahimahullah menyebutkan fiqh kedua hadits tersebut di dalam kitab beliau ‘Ash-Shahiihah’, “Tidak samar bagi orang yang memiliki pandangan bahwasanya pendapat kelompok pertama (yang membolehkan berdusta secara mutlak pada tiga hal tersebut) adalah pendapat yang lebih kuat dan lebih layak karena sesuai dengan zahir dari hadits-hadits. Adapun penafsiran kelompok kedua yang membawa kedustaan pada hadits tersebut kepada tauriyah maka tidaklah samar bahwa hal tersebut sangat jauh (dari kebenaran), terutama berdusta ketika berperang. Sesungguhnya berdusta ketika perang lebih membutuhkan dalil untuk dibolehkan. Oleh karena itu, Al-Hafidzh (Ibnu Hajar Al-‘Asqalanaani) mengatakan di dalam kitabnya ‘Al-Fath’ (VI/119), “An-Nawawi mengatakan, ‘pendapat yang tampak benar adalah bolehnya berdusta pada ketiga hal tersebut. Akan tetapi, menggunakan bahasa kiasan (tauriyah) itu lebih utama.”[10]

Begitu indahnya agama Islam, dia mengajarkan kepada pemeluknya untuk selalu berlaku jujur dan hanya boleh berdusta pada keadaan-keadaan tertentu saja sebagaimana telah disebutkan di atas. Berbeda dengan beberapa kelompok sesat yang mengatasnamakan diri mereka Islam, sebagian mereka memperbolehkan dan menghalalkan berdusta, seperti yang dilakukan oleh pengikut-pengikut Syi’ah.

Demikian tulisan ini. Mudahan bermanfaat. Mudah-mudahan Allah subhaanahu wa ta’aalaa mencatat kita sebagai orang-orang yang jujur dan memberikan kesempatan kita untuk bisa menjadi orang yang ash-shiddiiq sebelum kita wafat. Aamiin.

*

Daftar Pustaka

Aisarut-Tafaasiir li kalaam ‘Aliyil-Kabiir. Jaabir bin Musa Al-Jazaairi. Al-Madinah: Maktabah Al-‘Ulรปm wal-hikamAsh-Shidqu Al-Fadhiilah Al-Jaami’ah. Sulaiman bin Muhammad bin Falih Ash-Shaghiir. Dar Ibnil-Atsiir.Jaami’ul-bayaan fii ta’wiilil-Qur’aan. Muhammad bin Jariir Ath-Thabari. 1420 H/2000 M. Beirut: Muassasah Ar-Risaalah.Mahaasinush-Shidqi wa Masaawi-ul-Kadzib. ‘Abdullah bin Jarillah Alu Jarillah.Silsilatul-Ahaadiits Ash-Shahiihah. Muhammad Nashiruddin Al-Albani.Tafsiir Al-Qur’aan Al-‘Adzhiim. Ismaa’iil bin ‘Umar bin Katsiir. 1420 H/1999 M. Riyaadh: Daar Ath-Thaibah.Taisiir Al-Kariim Ar-R

ahmaan. Abdurrahmaan bin Naashir As-Sa’di. Beirut: Muassasah Ar-Risaalah.Dan lain-lain. Sebagian besar telah tercantum di footnotes.

Catatan kaki

[1] HR Al-Bukhari no. 6094 dan Muslim no. 2607/6637.

[2] HR Al-Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59/211.

[3] HR At-Tirmidzi no. 2518. Syaikh Al-Albani menghukuminya shahih di dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi.

[4] HR Al-Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532/3858.

[5] HR Muslim no. 1909/4930.

[6] HR Ahmad no. 12383 dan Ibnu Hibban no. 194. Syaikh Al-Albani menghukuminya shahih di dalam Shahiih Al-Jaami’ Ash-Shaghiir no. 7179.

[7] Tafsiir Ibnu Katsir IV/234.

[8] HR Abu Dawud no. 4922.

[9] HR Ahmad no. 27278.  Kedua hadits di atas dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Ash-Shahihah no. 545.

[10] Penjelasan beliau di dalam pembahasan hadits no. 545 dalam Ash-Shahiihah.

_

Penulis: Ust. Sa’id Ya’i, Lc., MA.

Sumber : muslimorid

Kegaduhan Itu dari Mana Bermula..?

๐ŸŒด๐ŸŒด๐ŸŒด Kegaduhan Itu dari Mana Bermula..?

DECEMBER 11, 2017 ADMIN

Jawabannya, biasanya datang dari orang yang ilmunya masih setengah-setengah, belum matang.

Imam Syaukani -rahimahullah- menukil perkataan seorang ulama di zamannya, “Ali bin Qaasim Hanasy” (wafat 1219 H):

“Manusia itu terbagi menjadi tiga tingkatan:

PERTAMA : Tingkatan atas, yaitu tingkatan para ulama besar, mereka adalah orang-orang yang mengetahui mana yang benar dan mana yang batil, meski mereka berbeda pendapat, tapi hal itu tidak menimbulkan fitnah (kegaduhan), karena mereka saling memahami antara satu dengan yang lainnya.

                                                                                          KEDUA : Tingkatan bawah, yaitu tingkatan orang-orang awam, yang masih di atas fitrahnya, mereka tidak benci kebenaran, mereka adalah pengikut orang-orang yang menjadi panutannya. Apabila panutannya benar, maka mereka pun demikian. Apabila panutannya dalam kebatilan, maka mereka juga seperti itu.

                                                  KETIGA : Tingkatan tengah, inilah tempat munculnya keburukan dan sumber fitnah dalam agama. Mereka ini tidak belajar ilmu dengan mendalam hingga sampai pada tingkatan pertama, mereka juga tidak meninggalkan ilmu hingga turun ke tingkatan bawah.

Mereka ini jika melihat orang yang berada di ‘tingkatan atas‘ mengatakan perkataan yang tidak mereka ketahui, perkataan yang menyelisihi apa yang mereka yakini, yang sebabnya adalah kekurangan mereka (dalam mendalami ilmu); mereka akan lepaskan panah-panah celaan, dan mereka menganggap perkataan (ulama) itu sangat buruk.

Di sisi lain, mereka juga merusak fitrah orang-orang yang berada di tingkatan bawah dari menerima kebenaran, dengan penjelasan-penjelasan batil yang menyesatkan.

Maka, ketika itulah fitnah-fitnah dalam agama ini muncul dengan kuat”.

Setelah menyebutkan perkataan ini, Imam Syaukani -rahimahullah- mengatakan: “Sungguh benar apa yang dia katakan, dan siapapun yang merenungi hal ini, ia akan mendapatinya seperti itu“.

[Sumber: Al-Badrut Thaali’, hal 511].

——-

Jika demikian adanya, maka harusnya setiap dari kita memahami posisi masing-masing, dan hendaknya setiap dari kita menjaga diri dan lisan, agar jangan sampai menzalimi orang lain.

Ingatlah selalu sabda Nabi -shallallahu alaihi wasallam-: “Seorang muslim (sejati) adalah orang yang kaum muslimin selamat dari (keburukan) tangan dan lisan dia“. [HR. Bukhari: 10, dan Muslim: 64].
                                                                                                                   
๐ŸŒ Sumber: http://bbg-alilmu.com

☕ Jadilah anda sebagai pembuka pintu kebaikan dan sebarkanlah, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕ Barakallah fikum.                                                                                   

✒ Ditulis oleh Ustadz DR.Musyaffa Ad Dariny, Lc, MA ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰

*

Ucapan Basmalah Ketika Keluar Rumah dan Faedahnya__

๐Ÿ•‹ Ucapan Basmalah Ketika Keluar Rumah dan Faedahnya__

Saudaraku seislam yang saya muliakan, saat kita keluar rumah ucapkanlah kalimat berikut :

ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุชَูˆَูƒَّู„ْุชُ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ู„ุงَ ุญَูˆْู„َ ูˆَู„ุงَ ู‚ُูˆَّุฉَ ุฅِู„ุงَّ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ

Bismillaahi tawakkaltu ‘alallaahi wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahi

Artinya :

Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada-Nya, dan tiada daya dan upaya untuk mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya kecuali dengan bantuan dan pertolongan Allah.

๐Ÿ‘‰๐Ÿฟ Maka akan dikatakan kepada orang yang mengucapkan kalimat tersebut : “Pada saat ini engkau telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.”

๐Ÿ‘‰๐Ÿฟ Maka setan-setan pun menyingkir dari orang tersebut. Setan yang lain mengatakan kepada temannya : “Bagaimana bisa kamu berkuasa dengan seorang yang sungguh telah diberi petunjuk, dicukupi dan dilindungi.”

Dalilnya___

ุนَู†ْ ุฃَู†َุณِ ุจْู†ِ ู…َุงู„ِูƒٍ ุฃَู†َّ ุงู„ู†َّุจِู‰َّ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ู‚َุงู„َ « ุฅِุฐَุง ุฎَุฑَุฌَ ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ู…ِู†ْ ุจَูŠْุชِู‡ِ ูَู‚َุงู„َ ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุชَูˆَูƒَّู„ْุชُ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ู„ุงَ ุญَูˆْู„َ ูˆَู„ุงَ ู‚ُูˆَّุฉَ ุฅِู„ุงَّ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ». ู‚َุงู„َ « ูŠُู‚َุงู„ُ ุญِูŠู†َุฆِุฐٍ ู‡ُุฏِูŠุชَ ูˆَูƒُูِูŠุชَ ูˆَูˆُู‚ِูŠุชَ ูَุชَุชَู†َุญَّู‰ ู„َู‡ُ ุงู„ุดَّูŠَุงุทِูŠู†ُ ูَูŠَู‚ُูˆู„ُ ู„َู‡ُ ุดَูŠْุทَุงู†ٌ ุขุฎَุฑُ ูƒَูŠْูَ ู„َูƒَ ุจِุฑَุฌُู„ٍ ู‚َุฏْ ู‡ُุฏِู‰َ ูˆَูƒُูِู‰َ ูˆَูˆُู‚ِู‰َ ».

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallama telah bersabda : “Apabila seorang keluar dari rumahnya seraya mengatakan : Bismillaahi tawakkaltu ‘alallaahi wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahi (yang artinya) :  Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada-Nya, dan tiada daya dan upaya untuk mentaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya kecuali dengan bantuan dan pertolongan Allah. Maka akan dikatakan kepada orang yang mengucapkan kalimat tersebut : “Pada saat ini engkau telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.” Maka setan-setan pun menyingkir dari orang tersebut. Setan yang lain mengatakan kepada temannya : “Bagaimana bisa kamu berkuasa dengan seorang yang sungguh telah diberi petunjuk, dicukupi dan dilindungi.” [HR. Abu Dawud rahimahullahu dalam sunannya no. 5097, Maktabah Syamilah. Hadits ini dishahikan oleh Syaikh Al Albani rahimahullahu dalam Shahih wa Dha’if Sunan Abi Dawud no. 5095, Maktabah Syamilah]

Wallahu a’lam

๐Ÿ“ Ibnu Mukhtar
๐Ÿ“š https://t.me/doapilihanku/38
____

๐Ÿ“š Bersama Tauhid dan Sunnah Kita Menuju Jannah

Friday, December 8, 2017

Al-Aqsha Memanggil Kaum Muslim

[4:11 PM, 12/8/2017] +62 822-1459-8092: Al-Aqsha Memanggil Kaum Muslim

Oleh Ustad Felix Siauw
Banyak hal yang ada di pikiran saya menanti untuk dituliskan. Namun semua, meskipun tak kalah penting, bisa menunggu bila dibandingkan dengan kabar tentang Al-Aqsha.
Telah sampai pada kita berita semisal ini "President Trump: US recognizes Jerusalem as Israel's capital and will move the embassy to the disputed city".
Pemerintah US mengatakan ini semua bagian dari proses pencarian perdamaian antara Israel dan orang-orang Palestina, padahal yang terjadi justru sebaliknya.
Kita tahu bahwa tanah Syam, termasuk wilayah Palestina ialah milik kaum Muslim, setelah diserahkan patrik Safronius kepada Umar bin Khaththab di masa Khulafaur Rasyidin.
Dan tanah itu tetap menjadi milik Muslim, disuburkan dengan darah para mujahid, diberkahi dengan ulamanya, dan akhlak penduduknya keturunan para Nabi.
Sampai akhirnya, Inggris dan Prancis menjarahnya pasca PD1 lewat perjanjian Sykes-Picot, lalu Inggris memberikannya pada Yahudi secara sepihak via Deklarasi Balfour 1917.
Setelah serangkaian tipudaya via Inggris dan LBB, akhirnya Amerika dan PBB mengesahkan negara Israel pada 1948, saat itu kaum Muslim dipaksa tak punya negara, stateless.
Sejak itu dimulai pembantaian kaum Muslim atas nama perang melawan teroris, diamini PBB dan didukung Amerika. Presiden manapun harus menyatakan sumpah setia pada Israel.
Itupun semua terjadi tanpa mengklaim Baitul Maqdis (Yerusalem) sebagai ibukota Israel, yang keberadaan Israel saja sudah jadi masalah besar, dan simbol ketidakadilan.
Maka dengan keputusan ini, sesungguhnya Amerika sedang menguji kita kaum Muslim, seolah mengatakan "Anda mau apa heh?". Kedzaliman yang dinyatakan.
Ini sentilan buat kita, bila penistaan Al-Maidah 51 bisa membuat Muslim Indonesia bersatu, harusnya ini juga bisa membuat Muslim dunia bersatu, membela Al-Aqsha.
Pemimpin Turki Erdogan sudah mengawalinya dengan pidato yang herois, siap membela kehormatan Al-Aqsha. Mari kita berdoa bahwa ini adalah momen persatuan dunia.
Sebab hanya Islam yang mampu tegak melawan kedzaliman, sebab kuatnya hamba-hamba Allah dalam memegang yang benar, lalu Allah pasti aklan memenangkan mereka.
*Penulis, pengemban dakwah, bersama yang menginginkan kebangkitan Islam.

INILAH 8 LAFAZH SHALAWAT YANG DIAJARKAN OLEH RASULULLAH ุตู„ّู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ّู…

[3:40 PM, 12/8/2017] +62 853-4172-5984: ๐ŸŒบ๐Ÿ’ ๐ŸŒบ INILAH 8 LAFAZH SHALAWAT YANG DIAJARKAN OLEH RASULULLAH ุตู„ّู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ّู…

๐Ÿ’  Di antara lafazh-lafazh shalawat yang dianjurkan yang dapat kita amalkan adalah sebagai berikut :

1⃣ Dari jalan Ka’ab bin ‘Ujrah

๐Ÿƒ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ،
ูƒَู…َุง ุตَู„َّูŠْุชَ ุนَู„َู‰ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ،
ูƒَู…َุง ุจَุงุฑَูƒْุชَ ุนَู„َู‰ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ

๐Ÿ“š [SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 6/27, dan 7/156, Muslim 2/16, Abu Dawud no. 976, 977, 978, At Tirmidzi 1/301-302, An Nasa-i dalam “Sunan” 3/47-58 dan “Amalul Yaum wal Lailah” no 54, Ibnu Majah no. 904, Ahmad 4/243-244, Ibnu Hibban dalam “Shahih” nya no. 900, 1948, 1955, Al Baihaqi dalam “Sunanul Kubra” 2/148 dan yang lainnya]

2⃣ Dari jalan Abu Humaid As Saa’diy

๐Ÿƒ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุฃَุฒْูˆَุงุฌِู‡ِ ูˆَุฐُุฑِّูŠَّุชِู‡ِ،
ูƒَู…َุง ุตَู„َّูŠْุชَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ،ูˆَุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุฃَุฒْูˆَุงุฌِู‡ِ ูˆَุฐُุฑِّูŠَّุชِู‡ِ، ูƒَู…َุง ุจَุงุฑَูƒْุชَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ.

๐Ÿ“š [SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 7/157, Muslim 2/17, Abu Dawud no. 979, An Nasa-i dalam “Sunan” nya 3/49, Ibnu Majah no. 905, Ahmad dalam “Musnad” nya 5/424, Baihaqi dalam “Sunanul Kubra” 2/150-151, Imam Malik dalam “Al Muwaththo’ 1/179 dan yang lainnya].

3⃣ Dari jalan Abi Mas’ud Al Anshariy

๐Ÿƒ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ،ูƒَู…َุง ุตَู„َّูŠْุชَ  ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ، ูˆَุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ
، ูƒَู…َุง ุจَุงุฑَูƒْุชَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ูِูŠ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ.

๐Ÿ“š [SHAHIH, HR Muslim 2/16, Abu Dawud no. 980, At Tirmidzi 5/37-38, An Nasa-i dalam “Sunan” nya 3/45, Ahmad 4/118, 5/273-274, Ibnu Hibban dalam “Shahih” nya no. 1949, 1956, Baihaqi dalam “Sunanul Kubra” 2/146,dan Imam Malik dalam “AL Muwaththo’ 1/179-180 Tanwirul Hawalik Syarah Muwaththo'”]

4⃣ Dari jalan Abi Mas’ud, ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshariy (jalan kedua)

๐Ÿƒ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุงู„ْุฃُู…ِّูŠِّ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ
، ูƒَู…َุง ุตَู„َّูŠْุชَ ุนَู„َู‰ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ูˆَุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ،  ูˆَุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ ุงู„ْุฃُู…ِّูŠِّ، ูƒَู…َุง ุจَุงุฑَูƒْุชَ ุนَู„َู‰ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ.

๐Ÿ“š [SHAHIH, HR. Abu Dawud no. 981, An Nasa-i dalam “Amalul Yaum wal Lailah” no. 94, Ahmad dalam “Musnad” nya 4/119, Ibnu Hibban dalam “Shahih” nya no. 1950, Baihaqi dalam “Sunan” nya no 2/146-147, Ibnu Khuzaimah dalam “Shahih” nya no711, Daruquthni dalam “Sunan” nya no 1/354-355, Al Hakim dalam “Al Mustadrak” 1/268, dan Ath Thabrany dalam “Mu’jam Al Kabir” 17/251-252]

5⃣ Dari jalan Abi Sa’id Al Khudriy

๐Ÿƒ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ุนَุจْุฏِูƒَ ูˆَุฑَุณُูˆู„ِูƒَ، ูƒَู…َุง ุตَู„َّูŠْุชَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ، ูˆَุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ،
ูƒَู…َุง ุจَุงุฑَูƒْุชَ ุนَู„َู‰ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ.

๐Ÿ“š [SHAHIH, HR Bukhari 6/27, 7/157, An Nasa-i 3/49, Ibnu Majah no. 903, Baihaqi 2/147, dan Ath Thahawiy dalam “Musykilul Atsaar” 3/73]

6⃣ Dari jalan seorang laki2 shabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dari seorang lelaki, Sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

๐Ÿƒ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุฃَู‡ْู„ِ ุจَูŠْุชِู‡ِ ูˆَุนَู„َู‰ ุฃَุฒْูˆَุงุฌِู‡ِ ูˆَุฐُุฑِّูŠَّุชِู‡ِ،ูƒَู…َุง ุตَู„َّูŠْุชَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ.
ูˆَุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุฃَู‡ْู„ِ ุจَูŠْุชِู‡ِ ูˆَุนَู„َู‰ ุฃَุฒْูˆَุงุฌِู‡ِ ูˆَุฐُุฑِّูŠَّุชِู‡ِ،
ูƒَู…َุง ุจَุงุฑَูƒْุชَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ.

๐Ÿ“š [SHAHIH, HR. Ahmad 5/347, Ini adalah lafazhnya, Ath Thowawiy dalam “Musykilul Atsaar” 3/74], dishahihkan oleh Al Albani dalam “Sifaat sahalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”, hal 178-17]

7⃣ Dari jalan Abu Hurairah

๐Ÿƒ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ،ูˆَุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ،ูƒَู…َุง ุตَู„َّูŠْุชَ ูˆุจَุงุฑَูƒْุชَ ุนَู„َู‰ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ูˆุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ.



๐Ÿ“š [SHAHIH, HR Ath Thowawiy dalam “Musykilul Atsaar” 3/75, An Nasa-i dalam “Amalul Yaum wal Lailah” no 47 dari jalan Dawud bin Qais dari Nu’aim bin Abdullah al Mujmir dari Abu Hurairah , Ibnul Qayyim dalam “Jalaa’ul Afhaam Fish Shalati Was Salaami ‘alaa Khairil Anaam (hal 13) berkata, “Isnad Hadist ini shahih atas syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim), dan dishahihkan oleh Al Albani dalam “Sifaat sahalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”, hal 181 ]

8⃣ Dari jalan Thalhah bin ‘Ubaidullah

๐Ÿƒ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ،ูƒَู…َุง ุตَู„َّูŠْุชَ ุนَู„َู‰ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ. ูˆَุจَุงุฑِูƒْ ุนَู„َู‰ ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِ ู…ُุญَู…َّุฏٍ، ูƒَู…َุง ุจَุงุฑَูƒْุชَ ุนَู„َู‰ ุขู„ِ ุฅِุจْุฑَุงู‡ِูŠู…َ ุฅِู†َّูƒَ ุญَู…ِูŠุฏٌ ู…َุฌِูŠุฏٌ.

๐Ÿ“š [SHAHIH, HR. Ahmad 1/162, An Nasa-i dalam “Sunan: nya 3/48 dan “Amalul Yaum wal Lailah” no 48, Abu Nu’aim dalam “Al Hilyah” 4/373,semuanya dari jalan ‘Utsman bin Mauhab dari Musa bin Thalhah, dari bapaknya (Thalhah bin ‘Ubaidullah)]

๐Ÿ’  Inilah Lafadz shalawat paling utama yang diajarkan oleh Rasulullah tidak bisa dibandingkan dengan shalawat buatan manusia sehebat apapun tokoh tersebut. Hendaknya kita mencukupkan diri dengan shalawat yang telah diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Janganlah kita mengamalkan shalawat yang sebenarnya tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, apalagi mengandung kesyirikan semacam shalawat nariyah. Butuh pembahasan tersendiri untuk membahas shalawat nariyah ini.

๐Ÿ“– Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk mengamalkannya. Semoga Allah selalu memberi kita ilmu yang bermanfaat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

✒ Penyusun : Abu Syamil Humaidy ๏บฃ๏ป”๏ปˆ๏ปช ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปช ๏บ—๏ปŒ๏บŽ๏ปŸ๏ปฐ

•┈•◎❅❀❦❖๐ŸŒบ๐Ÿ’ ๐ŸŒบ๐Ÿ’ ๐ŸŒบ❖❦❀❅◎•┈•

Thursday, December 7, 2017

Rahasia Dibalik Lamanya Ruku dan Sujud Dalam Shalat

๐ŸŒด๐Ÿก Rahasia Dibalik Lamanya Ruku dan Sujud Dalam Shalat ๐ŸŒด๐ŸŒด


===


Mungkin orang Indo yg pernah pergi ke dua tanah suci heran dgn lamanya ruku' dan sujud saat shalat di sana.

Melamakan ruku' dan sujud itu bukan tanpa alasan, tapi berdasarkan sandaran dari tuntunan Nabi -shollallohu 'alaihi wasallam-, simaklah hadits berikut ini:


Suatu hari Abdullah bin Umar -rodhiallohu 'anhuma- melihat seorang pemuda sedang shalat, dia memanjangkan shalatnya dan melamakannya, maka beliau bertanya: Siapa yg tahu orang itu? Maka ada yg menjawab: saya.

Beliaupun mengatakan: Seandainya aku mengenalnya, tentu aku akan menyuruhnya utk MEMANJANGKAN ruku' dan sujudnya, karena aku pernah mendengar Nabi -shollallohu 'alaihi wasallam- bersabda:


Sungguh, jika seorang hamba berdiri utk shalat; semua dosanya didatangkan, dan diletakkan di atas pundaknya. Maka setiap kali dia ruku' dan sujud, dosa-dosa tersebut menjadi berjatuhan".


[Lihat Silsilah shahihah: 1398, sanadnya shahih].


Ternyata semakin lama kita ruku dan sujud, semakin banyak dosa kita yg dilepaskan dari kita, tidak inginkah dosa Anda banyak diampuni?!

Maka lamakanlah ruku' dan sujud Anda.

๐ŸŒ Sumber : SalamDakwahCom
                                                                                                                                            ☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
 Barakallah fikum.                                          

✒ Ditulis oleh Ustadz DR.Musyaffa Ad Dariny, Lc, MA ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰

Keutamaan Luar Biasa Shohibul Qur’an

Keutamaan Luar Biasa Shohibul Qur’an

Muhammad Abduh Tuasikal, MSc December 31, 2009    Tafsir Al Qur'anLeave a comment 8,886 Views

    

Berikut adalah beberapa keutamaan bagi orang yang mengkaji, memahami, merenungkan dan menghafalkan Al Qur’an.

[1] Mendapat Syafa’at di Hari Kiamat

Dari Abu Umamah Al Bahiliy, (beliau berkata), “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

ุงู‚ْุฑَุกُูˆุง ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†َ ูَุฅِู†َّู‡ُ ูŠَุฃْุชِู‰ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ุดَูِูŠุนًุง ู„ุฃَุตْุญَุงุจِู‡ِ ุงู‚ْุฑَุกُูˆุง ุงู„ุฒَّู‡ْุฑَุงูˆَูŠْู†ِ ุงู„ْุจَู‚َุฑَุฉَ ูˆَุณُูˆุฑَุฉَ ุขู„ِ ุนِู…ْุฑَุงู†َ ูَุฅِู†َّู‡ُู…َุง ุชَุฃْุชِูŠَุงู†ِ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ูƒَุฃَู†َّู‡ُู…َุง ุบَู…َุงู…َุชَุงู†ِ ุฃَูˆْ ูƒَุฃَู†َّู‡ُู…َุง ุบَูŠَุงูŠَุชَุงู†ِ ุฃَูˆْ ูƒَุฃَู†َّู‡ُู…َุง ูِุฑْู‚َุงู†ِ ู…ِู†ْ ุทَูŠْุฑٍ ุตَูˆَุงูَّ ุชُุญَุงุฌَّุงู†ِ ุนَู†ْ ุฃَุตْุญَุงุจِู‡ِู…َุง ุงู‚ْุฑَุกُูˆุง ุณُูˆุฑَุฉَ ุงู„ْุจَู‚َุฑَุฉِ ูَุฅِู†َّ ุฃَุฎْุฐَู‡َุง ุจَุฑَูƒَุฉٌ ูˆَุชَุฑْูƒَู‡َุง ุญَุณْุฑَุฉٌ ูˆَู„ุงَ ุชَุณْุชَุทِูŠุนُู‡َุง ุงู„ْุจَุทَู„َุฉُ

“Bacalah Al Qur’an karena Al Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang membacanya. Bacalah Az Zahrowain (dua surat cahaya) yaitu surat Al Baqarah dan Ali Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang membentangkan sayapnya (bersambung satu dengan yang lainnya), keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua surat tersebut. Bacalah pula surat Al Baqarah. Mengambil surat tersebut adalah suatu keberkahan dan meninggalkannya akan mendapat penyesalan. Para tukang sihir tidak mungkin menghafalnya.” (HR. Muslim no. 1910. Lihat penjelasan hadits ini secara lengkap di At Taisir bi Syarhi Al Jami’ Ash Shogir, Al Munawi, 1/388, Asy Syamilah)

[2] Permisalan Orang yang Membaca Al Qur’an dan Mengamalkannya

Dari Abu Musa Al Asy’ariy, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُ ุงู„َّุฐِู‰ ูŠَู‚ْุฑَุฃُ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†َ ูˆَูŠَุนْู…َู„ُ ุจِู‡ِ ูƒَุงู„ุฃُุชْุฑُุฌَّุฉِ ، ุทَุนْู…ُู‡َุง ุทَูŠِّุจٌ ูˆَุฑِูŠุญُู‡َุง ุทَูŠِّุจٌ ، ูˆَุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُ ุงู„َّุฐِู‰ ู„ุงَ ูŠَู‚ْุฑَุฃُ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†َ ูˆَูŠَุนْู…َู„ُ ุจِู‡ِ ูƒَุงู„ุชَّู…ْุฑَุฉِ ، ุทَุนْู…ُู‡َุง ุทَูŠِّุจٌ ูˆَู„ุงَ ุฑِูŠุญَ ู„َู‡َุง ، ูˆَู…َุซَู„ُ ุงู„ْู…ُู†َุงูِู‚ِ ุงู„َّุฐِู‰ ูŠَู‚ْุฑَุฃُ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†َ ูƒَุงู„ุฑَّูŠْุญَุงู†َุฉِ ، ุฑِูŠุญُู‡َุง ุทَูŠِّุจٌ ูˆَุทَุนْู…ُู‡َุง ู…ُุฑٌّ ، ูˆَู…َุซَู„ُ ุงู„ْู…ُู†َุงูِู‚ِ ุงู„َّุฐِู‰ ู„ุงَ ูŠَู‚ْุฑَุฃُ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†َ ูƒَุงู„ْุญَู†ْุธَู„َุฉِ ، ุทَุนْู…ُู‡َุง ู…ُุฑٌّ – ุฃَูˆْ ุฎَุจِูŠุซٌ – ูˆَุฑِูŠุญُู‡َุง ู…ُุฑٌّ

“Permisalan orang yang membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah utrujah, rasa dan baunya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an dan mengamalkannya adalah bagaikan buah kurma, rasanya enak namun tidak beraroma. Orang munafik yang membaca Al Qur’an adalah bagaikanroyhanah, baunya menyenangkan namun rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an bagaikan hanzholah, rasa dan baunya pahit dan tidak enak.” (HR. Bukhari no. 5059)

[3] Keutamaan Memiliki Hafalan Al Qur’an

Dari Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ูŠُู‚َุงู„ُ ู„ِุตَุงุญِุจِ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†ِ ุงู‚ْุฑَุฃْ ูˆَุงุฑْุชَู‚ِ ูˆَุฑَุชِّู„ْ ูƒَู…َุง ูƒُู†ْุชَ ุชُุฑَุชِّู„ُ ูِู‰ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูَุฅِู†َّ ู…َู†ْุฒِู„َูƒَ ุนِู†ْุฏَ ุขุฎِุฑِ ุขูŠَุฉٍ ุชَู‚ْุฑَุคُู‡َุง

“Dikatakan kepada orang yang membaca (menghafalkan) Al Qur’an nanti : ‘Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia mentartilnya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca (hafal).” (HR. Abu Daud no. 1464 dan Tirmidzi no. 2914. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2240 mengatakan bahwa hadits ini shohih)

Yang dimaksudkan dengan ‘membaca’ dalam hadits ini adalah menghafalkan Al Qur’an.

Perhatikanlah perkataan Syaikh Al Albani berikut dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 2440. “Ketahuilah bahwa yang dimaksudkan dengan shohibul qur’an (orang yang membaca Al Qur’an) di sini adalah orang yang menghafalkannya dari hati sanubari. Sebagaimana hal ini ditafsirkan berdasarkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain, ‘Suatu kaum akan dipimpin oleh orang yang paling menghafal Kitabullah (Al Qur’an).’ Kedudukan yang bertingkat-tingkat di surga nanti tergantung dari banyaknya hafalan seseorang di dunia dan bukan tergantung pada banyak bacaannya saat ini, sebagaimana hal ini banyak disalahpahami banyak orang. Inilah keutamaan yang nampak bagi seorang yang menghafalkan Al Qur’an, namun dengan syarat hal ini dilakukan untuk mengharap wajah Allah semata dan bukan untuk mengharapkan dunia, dirham dan dinar. Ingatlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

ุฃَูƒْุซَุฑَ ู…ُู†َุงูِู‚ِูŠ ุฃُู…َّุชِูŠ ู‚ُุฑَّุงุคُู‡َุง

“Kebanyakan orang munafik di tengah-tengah umatku adalah qurro’uha (yang menghafalkan Al Qur’an dengan niat yang jelek).” (HR. Ahmad, sanadnya hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth).” [Makna qurro’uha di sini adalah salah satu makna yang disebutkan oleh Al Manawi dalam Faidhul Qodir Syarh Al Jami’ Ash Shogir, 2/102 (Asy Syamilah)]

[4] Keutamaan Mengulangi Hafalan Al Qur’an

Dari Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ุฅِู†َّู…َุง ู…َุซَู„ُ ุตَุงุญِุจِ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†ِ ูƒَู…َุซَู„ِ ุงู„ุฅِุจِู„ِ ุงู„ْู…ُุนَู‚َّู„َุฉِ ุฅِู†ْ ุนَุงู‡َุฏَ ุนَู„َูŠْู‡َุง ุฃَู…ْุณَูƒَู‡َุง ูˆَุฅِู†ْ ุฃَุทْู„َู‚َู‡َุง ุฐَู‡َุจَุชْ

“Sesungguhnya orang yang menghafalkan Al Qur’an adalah bagaikan unta yang diikat. Jika diikat, unta itu tidak akan lari. Dan apabila dibiarkan tanpa diikat, maka dia akan pergi.” (HR. Bukhari no. 5031 dan Muslim no. 789).

Dalam riwayat Muslim yang lain terdapat tambahan,

ูˆَุฅِุฐَุง ู‚َุงู…َ ุตَุงุญِุจُ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†ِ ูَู‚َุฑَุฃَู‡ُ ุจِุงู„ู„َّูŠْู„ِ ูˆَุงู„ู†َّู‡َุงุฑِ ุฐَูƒَุฑَู‡ُ ูˆَุฅِุฐَุง ู„َู…ْ ูŠَู‚ُู…ْ ุจِู‡ِ ู†َุณِูŠَู‡ُ

”Apabila orang yang menghafal Al Qur’an membacanya di waktu malam dan siang hari, dia akan mengingatnya. Namun jika dia tidak melakukan demikian, maka dia akan lupa.” (HR. Muslim no. 789)

Al Faqih Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin memiliki kebiasaan menghafal Al Qur’an di pagi hari sehingga bisa menguatkan hafalannya. Beliau rahimahullah mengatakan, “Cara yang paling bagus untuk menghafalkan Al Qur’an -menurutku- adalah jika seseorang pada suatu hari menghafalkan beberapa ayat maka hendaklah dia mengulanginya pada keesokan paginya. Ini lebih akan banyak menolongnya untuk menguasai apa yang telah dia hafalkan di hari sebelumnya. Ini juga adalah kebiasaan yang biasa saya lakukan dan menghasilkan hafalan yang bagus.” (Kitabul ‘Ilmi, hal. 105, Darul Itqon Al Iskandariyah)

Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan syafa’at melalui amalan Al Qur’an.

*

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel https://rumaysho.com

Mediu-Jogja, 20 Jumadl Ula 1430 H



Sumber : https://rumaysho.com/746-keutamaan-luar-biasa-shohibul-quran198.html

SOMBONG DAN HASAD...PENYAKIT MEMBINASAHKAN

SOMBONG DAN HASAD...PENYAKIT MEMBINASAHKAN

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪


Berikut adalah faedah berharga dari Ibnu Taimiyah rahimahullah tentang bahaya hasad (dengki) dan kibr (sombong).

Sombong dan hasad (dengki) adalah dua penyakit yang telah menghancurkan orang terdahulu dan belakangan. Keduanya adalah dosa yang amat besar yang ada dahulu.

Sifat kibr (sombong) berawal dari Iblis sedangkan sifat hasad berasal dari Adam.

Begitu pula anak Adam yang membunuh saudaranya. Ia membunuhnya karena hasad pada saudaranya.

Karenanya, sifat sombong menafikan Islam (sikap tunduk patuh pada Allah, pen). Sebagaimana pula syirk menafikan Islam.

Islam adalah berserah diri (tunduk patuh) pada Allah semata.

Barangsiapa yang tunduk patuh pada Allah, juga pada selain-Nya, maka dia termasuk musyrik pada Allah (karena dia telah menduakan Allah, pen).

Barangsiapa yang tidak tunduk patuh pada Allah, maka dialah orang yang kibr (sombong). Inilah sebagaimana keadaan Fir’aun dan pengikutnya.

Barangsiapa yang tunduk patuh pada Allah di jalan yang hanif (lurus), maka dia adalah yang sebenar-benarnya muslim (orang yang tunduk patuh). Dialah yang sebenarnya menjadi pengikut Ibrahim sebagaimana Allah firmankan,

ุฅِุฐْ ู‚َุงู„َ ู„َู‡ُ ุฑَุจُّู‡ُ ุฃَุณْู„ِู…ْ ู‚َุงู„َ ุฃَุณْู„َู…ْุชُ ู„ِุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠู†َ

“Ketika Rabbnya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam.” (QS. Al Baqarah: 131)[1]

Baca pula penjelasan Ibnul Qayyim bahwa sumber segala macam dosa di antaranya adalah dari hasad dan kesombongan dalam artikel rumaysho.com di sini.



Worth note in the blessed morning, on 26 Dzulhijjah 1431 H (02/12/2010)

Written by: Muhammad Abduh Tuasikal

www.rumaysho.com



Sumber : https://rumaysho.com/1429-sombong-dan-hasad-penyakit-membinasakan.html
๐Ÿบ๐Ÿ”ฅ⛔✋๐Ÿป KEPEDIHAN SETELAH MERASAKAN LEZATNYA KEMAKSIATAN

Ketahuilah, rahimakumullah, sungguh kelezatan yang dirasakan pelaku maksiat saat menikmati kemaksiatan yang diperbuatnya itu telah bercampur di dalamnya berbagai macam keburukan yang tentu mengakibatkan rasa pedih setelah selesai menikmatinya.

Jika faktor pendorong kemaksiatan semakin menguat dalam dirimu. Maka pikirkanlah bahwa ia pasti akan lenyap, tidak berbekas sama sekali, sedangkan keburukan dan rasa sakit yang dihasilkan olehnya akan tetap membekas dan terasa pedihnya.

Kemudian timbanglah dengan seksama antara dua hal ini, lalu perhatikan perbedaan mencolok yang ada pada keduanya.

Ketahuilah rahimakumullah, rasa lelah yang dirasakan hamba dari ketaatan yang ia lakukan sungguh telah tercampur di dalamnya berbagai macam kebaikan, yang membuahkan kelezatan dan kenyamanan.

Apabila ketaatan tersebut terasa berat oleh jiwa, maka pikirkanlah bahwa rasa capek, letih dan kepayahan yang mengiringi ketaatan yang ia lakukan itu pasti akan berakhir. Sedangkan buah manis kebaikan, kelezatan, dan kegembiraan yang terhasilkan olehnya bakal kekal abadi.

Kemudian timbanglah antara dua hal ini, pilihlah yang lebih kuat dari yang lebih lemah.

Jikalau engkau merasakan rasa sakit akibat ketaatan yang engkau lakukan, maka perhatikan olehmu rasa senang, kegembiraan, serta kelezatan di balik ketaatan yang engkau lakukan, niscaya hal tersebut akan meringankanmu dalam membandingkan dan memilih antara bersabar di atas ketaatan atau memutusnya.

Apabila engkau merasa sakit akibat upayamu meninggalkan kelezatan yang haram, maka lihatlah kepedihan yang mengiringinya lalu timbanglah dengan seksama antara dua hal tersebut.

Keutamaan akal adalah bagaimana ia menghasilkan manfaat terbesar dengan meluputkan yang terendah di antara keduanya. Dan bersabar, menanggung penderitaan yang lebih kecil dalam rangka menolak yang lebih besar.

Hal ini semua membutuhkan ilmu tentang sebab akibat dan akal yang mampu memilih hal-hal yang lebih utama dan lebih bermanfaat baginya. Barangsiapa yang kaya ilmu dan akalnya dalam hal pembagian, tentulah ia akan memilih yang paling afdhal dan lebih mendahulukannya. Dan barangsiapa yang kurang bagiannya dari dua hal tersebut: ilmu dan akal, atau salah satu dari keduanya, pasti ia akan memilih yang selainnya.

Barangsiapa yang memikirkan dan merenungkan hakikat dunia dan akhirat niscaya ia akan tahu bahwa tidak mungkin meraih salah satu dari keduanya kecuali pasti disertai rasa berat. Maka hendaklah ia bersabar, menanggung beban berat dalam rangka meraih yang terbaik dan yang lebih kekal di antara keduanya.

๐Ÿ“š Al-Fawaid, karya Ibnul Qayyim rahimahullah

๐ŸŒ Kunjungi || http://www.salafymajalengka.com/2016/10/kepedihan-setelah-merasakan-lezatnya-kemaksiatan.html

๐Ÿ•Œ๐Ÿก al-Atsary Majalengka
๐Ÿ“Ÿ Channel Telegram: t.me/salafymajalengka

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Disunnahkan Membaca Al-Kahfi Pada Malam/Hari Jum'at Oleh. Abu Zaid

A. Hadits Tentang Anjuran Membaca Surat Al - Kahfi

1. Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ู…َู†ْ ู‚َุฑَุฃَ ุณُูˆุฑَุฉَ ุงู„ْูƒَู‡ْูِ ู„َูŠْู„َุฉَ ุงู„ْุฌُู…ُุนَุฉِ ุฃَุถَุงุกَ ู„َู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ู†ُّูˆุฑِ ูِูŠู…َุง ุจَูŠْู†َู‡ُ ูˆَุจَูŠْู†َ ุงู„ْุจَูŠْุชِ ุงู„ْุนَุชِูŠู‚ِ

“Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah.” (HR. ad-Darimi 3470 dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’, 6471)

2. Dalam riwayat lain, beliau bersabda,

ู…َู†ْ ู‚َุฑَุฃَ ุณُูˆุฑَุฉَ ุงู„ْูƒَู‡ْูِ ูِู‰ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ْุฌُู…ُุนَุฉِ ุฃَุถَุงุกَ ู„َู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ู†ُّูˆุฑِ ู…َุง ุจَูŠْู†َ ุงู„ْุฌُู…ُุนَุชَูŠْู†ِ

“Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.” (HR. Hakim 6169, Baihaqi 635, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’, no. 6470)

Dalam dua hadis di atas, pada hadis pertama, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan, ‘membaca surat al-Kahfi di malam jumat’. Sementara di hadis kedua, beliau menyatakan, ‘membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat.’ Mengisyaratkan bahwa surat al-Kahfi bisa dibaca selama 24 jam di hari jumat. Dimulai sejak terbenamnya matahari di hari kamis, hingga menjelang maghrib hari Jum'at.


B. Pelajaran Surat Al - Kahfi

Mengapa Membaca Surat 18 Al-Kahfi Setiap Jum'at..?

1. Agar supaya tertanam dalam hati kita 4 kisah sehingga kita waspada dari 4 fitnah kehidupan..!

- Kisah Ash-habul Kahfi (ayat 9-26) agar kita waspada dari fitnah agama.

- Kisah si kaya dan si miskin (ayat 32-44) agar kita waspada dari fitnah harta.

- Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidlir -Alaihimas Salam (ayat 60-82) agar kita waspada dari fitnah ilmu.

- Kisah Dzul Qornain dan sikapnya terhadap Ya'juj Wa Ma'juj (ayat 83-98) agar kita waspada dari fitnah kedudukan.

2. Pendorong dan penghias agar manusia terjerumus ke dalam fitnah-fitnah besar tersebut adalah Iblis.. [Ayat 50]

3. Solusi dari semua fitnah tersebut terdapat di akhir surat, yaitu: Iman kepada hari kebangkitan..! [Ayat 110]

|| Bentrokan Mulai Memakan Korban, Mari Bersatu Bela Al-Quds! ||

Pasca pernyataan kontroversial Donald Trump terkait pengakuan kota Yerussalem (Al-Quds) sebagai ibukota Israel, unjuk rasa dan bentrokan antara warga Palestina dan militer zionis Israel terjadi di sejumlah lokasi baik di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Korban pun telah jatuh di salah satu lokasi bentrokan di selatan Jalur Gaza. Salah satu tokoh pemimpin Palestina, Ismail Haniyeh, juga sudah menyuarakan ajakan 'Intifada', demi menyatukan suara dan gerak segenap rakyat Palestina serta para pemimpin muslim dunia.

Sahabat, mari terus doakan yang terbaik untuk Palestina.
ACT saat ini terus berkoordinasi dengan mitra lokal setempat baik di Jalur Gaza dan Tepi Barat, untuk sewaktu-waktu menyiapkan bantuan kemanusiaan bagi para warga yang membutuhkan.

Insya Allah, nama besar bangsa Indonesia sudah tidak asing lagi di telinga mereka. Mari kita kembali buktikan bahwa meski masih banyak perbedaan dan permasalahan yang mewarnai Nusantara, namun bangsa Indonesia kompak bersatu demi Palestina, demi Al-Quds, demi Al-Aqsa, kiblat pertama umat Islam di seluruh dunia.

#LetsACTIndonesia
#LetsSaveAlAqsa
#LetsUniteForAlQuds

Hukum Ucapan Kalimat Selamat Hari Natal Menurut Islam

Bismillah....

sebentar lagi hari natal....sy mengingatkan sj, berikut ini copas bagus ๐ŸŒบ๐Ÿ’๐ŸŒน
indah nya saling mengingatkan ( takut lupa ) MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL .๐Ÿ”ฅ
In Memori Buya Hamka ๐Ÿ’•
. .
.
. ⚪ Muslim: "Bagaimana natalmu? "
⚫ David: "Baik, kau tidak mengucapkan selamat natal padaku??" .
. . .
.
. ⚪ Muslim: "Tidak. Agama kami menghargai toleransi antar agama, termasuk agamamu. Tapi urusan ini, agama saya melarangnya..!!"
⚫ David: "Tapi kenapa?? Bukankah hanya sekedar kata2? Teman2 muslimku yg lain mengucapkannya padaku??" .
.
. . ⚪ Muslim: "Mungkin mereka belum mengetahuinya, David. Bisakah kau mengucapkan dua kalimat Syahadat?"
⚫ David: "Oh tidak, saya tidak bisa mengucapkannya... Itu akan mengganggu kepercayaan saya..!"
.
.
.
. ⚪ Muslim: "Kenapa?? Bukankah hanya kata2? Ayo, ucapkanlah..!!"
⚫ David: "Sekarang, saya mengerti.." .
. . .
.
. ♻ Inilah yg menyebabkan Buya Hamka memilih meninggalkan jabatan dunia sebagai Ketua MUI ketika didesak pemerintah utk mengucapkan "Selamat Natal" yang meskipun anggapan HANYA BERUPA kata2 keakraban/toleransi namun disisi Allah nilainya justru menunjukkan kerendahan aqidah seorang hamba yg tdk faham / tdk mau mengerti akan konsep ilmu agama yg disisi lain faham akan ilmu2 umum yg sifatnya tiada kekal, tak berimbas akan keselamatan akheratnya yg abadi. .
.
๐ŸŒบ In memoriam Buya Hamka. Bila Pesan ini bisa ditularkan ke yg lain, berarti kita sdh dak'wah kpd org bnyk. .
. .
.
๐ŸŒบ Selamatkan akidah saudara kita yg lain sbgmana kita ingin diselamatkan jika ada yg salah. Silakan disebarkan...
.
.
๐Ÿ’ฅlakumdinukum waliyadiin, Agamamu untuk agamamu dan Agamaku untuk agamaku (Qs.109 :6)
.
.
inilah toleransi dlm beragama.

Tafsir Surat Al-Baqarah [2:191]


Surat Al-Baqarah [2:191]
[Fitnah itu dosanya lebih besar dari pada pembunuhan]

ูˆَุงู‚ْุชُู„ُูˆู‡ُู…ْ ุญَูŠْุซُ ุซَู‚ِูْุชُู…ُูˆู‡ُู…ْ ูˆَุฃَุฎْุฑِุฌُูˆู‡ُู…ْ ู…ِู†ْ ุญَูŠْุซُ ุฃَุฎْุฑَุฌُูˆูƒُู…ْ ۚ ูˆَุงู„ْูِุชْู†َุฉُ ุฃَุดَุฏُّ ู…ِู†َ ุงู„ْู‚َุชْู„ِ ۚ ูˆَู„َุง ุชُู‚َุงุชِู„ُูˆู‡ُู…ْ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ْู…َุณْุฌِุฏِ ุงู„ْุญَุฑَุงู…ِ ุญَุชَّู‰ٰ ูŠُู‚َุงุชِู„ُูˆูƒُู…ْ ูِูŠู‡ِ ۖ ูَุฅِู†ْ ู‚َุงุชَู„ُูˆูƒُู…ْ ูَุงู‚ْุชُู„ُูˆู‡ُู…ْ ۗ ูƒَุฐَٰู„ِูƒَ ุฌَุฒَุงุกُ ุงู„ْูƒَุงูِุฑِูŠู†َ

wauqtuluuhum haytsu tsaqiftumuuhum wa-akhrijuuhum min haytsu akhrajuukum waalfitnatu asyaddu mina alqatli walaa tuqaatiluuhum ‘inda almasjidi alharaami hattaa yuqaatiluukum fiihi fa-in qaataluukum fauqtuluuhum kadzaalika jazaaalkaafiriina
Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.
* * *
Sekilas dari ayat ke 191 mempunyai penafsiran bahwa kita diperintahkan memerangi orang kafir ketika menemui mereka. Namun, sebenarnya tidak demikian. Karena itu, ayat ini sangat erat kaitannya dengan ayat sebelumnya, 190. Untuk itu saya ketengahkan ayat 190 nya agar menjadi lebih jelas dan nyambung.
—-
Mengapa kafir harus diperangi…!?
“Sesungguhnya barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya”.[al-Mรขidah/5:32]
Juga firman-Nya:
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan suatu (sebab) yang benar” [al-‘An’รขm/6:151]
Kata “jiwa” dalam ayat di atas bersifat umum mencakup jiwa Muslim dan non muslim. Semuanya haram dibunuh kecuali dengan alasan yang dibenarkan syariat, misalnya tindak pembunuhan yang dilakukannya. Jika alasan yang dibenarkan ini ada pada seseorang, maka syariat memperbolehkan membunuhnya sebagai hukuman atas perbuatan yang dilakukannya. Syariat tidak pernah memberikan izin, apalagi memerintahkan membunuh satu jiwa dengan sebab kejahatan yang dilakukan orang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain” [al-Isrแบญ’/17:15]
Inilah Islam, sebuah dรฎn (ajaran agama) yang dibangun di atas dasar keadilan dan memerintahkan umatnya untuk senantiasa berbuat adil.
ORANG KAFIR DAN HAK MEREKA.
Para ulama membagi orang kafir menjadi tiga kategori:
1. Orang kafir harbi (al-muhรขribรฎn)
2. Orang kafir yang memiliki perjanjian dengan kaum Muslimin (ahlu al-‘ahd)
3. Orang kafir ahlu dzimmah (adz-dzimmi)
Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengatakan : “Setelah surat Barรข`ah (at-Taubah) turun, masalah orang kafir terbagi menjadi tiga golongan : kafir harbi (al-muhรขribรฎn), ahlu al-‘ahd dan ahlu adz-dzimmah.
KAFIR HARBI.
Orang kafir harbi adalah seluruh orang musyrik dan Ahli kitab yang boleh diperangi atau semua orang kafir yang menampakkan permusuhan dan menyerang kaum Muslimin.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimรฎn rahimahullah menyatakan : “Kafir harbi tidak memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan dari kaum Muslimin.”
Mereka adalah orang kafir asli yang diperangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ุฃُู…ِุฑْุชُ ุฃَู†ْ ุฃُู‚َุงุชِู„َ ุงู„ู†َّุงุณَ ุญَุชَّู‰ ูŠَุดْู‡َุฏُูˆุง ุฃَู†ْ ู„َุง ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَูŠُู‚ِูŠู…ُูˆุง ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูˆَูŠُุคْุชُูˆุง ุงู„ุฒَّูƒَุงุฉَ ูَุฅِุฐَุง ูَุนَู„ُูˆุง ุฐَู„ِูƒَ ุนَุตَู…ُูˆุง ู…ِู†ِّูŠ ุฏِู…َุงุกَู‡ُู…ْ ูˆَุฃَู…ْูˆَุงู„َู‡ُู…ْ ุฅِู„َّุง ุจِุญَู‚ِّ ุงู„ْุฅِุณْู„َุงู…ِ ูˆَุญِุณَุงุจُู‡ُู…ْ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah melakukannya, berarti mereka telah menjaga jiwa dan harta mereka dariku (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam) kecuali dengan (alasan-red) hak Islam serta hisab mereka diserahkan kepada Allah” [HR al-Bukhรขri]
Golongan ini diperangi, apabila ia atau negaranya telah menampakkan atau menyatakan perang terhadap kaum Muslimin atau kaum Muslimin terlebih dahulu mengumumkan perang terhadap mereka setelah orang-orang kafir ini menolak ajakan kepada Islam.
Perlu diketahui, tidak semua kafir harbi diperangi. Dalam banyak hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh orang yang tidak ikut perang seperti anak-anak, wanita, orang-orang jompo, lumpuh, banci, pendeta dan orang buta. Kemudian Syaikh Muhammad bin Shรขlih al-‘Utsaimรฎn rahimahullah menjelaskan bahwa tujuh golongan ini tidak boleh dibunuh kecuali dengan salah satu dari tiga sebab berikut :
a. Mereka memiliki peran pemikiran dan pengaturan strategi
b. Apabila mereka ikut berperang
c. Memberikan dorongan semangat kepada para tentara musuh untuk berperang.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan: “Apabila hukum asal dari peperangan yang disyariatkan itu adalah jihad dan tujuannya adalah menjadikan agama ini seluruhnya untuk Allah Azza wa Jalla dan meninggikan kalimat Allah Azza wa Jalla sehingga menjadi yang tertinggi, maka orang yang menghalang-halangi harus diperangi. Sementara orang yang tidak memiliki kekuatan untuk menghalangi atau berperang, seperti wanita, anak-anak, pendeta (rahib), orang jompo, buta dan lumpuh serta sejenisnya, mereka ini tidak boleh dibunuh menurut jumhur Ulama, kecuali jika mereka ikut andil dalam peperangan, baik dengan perkataan atau perbuatannya. Walaupun sebagian Ulama ada yang memandang boleh membunuh secara keseluruhan disebabkan kekufuran mereka semata kecuali wanita dan anak-anak karena mereka adalah harta (ghanimah) bagi kaum Muslimin. (Tapi) pendapat yang benar adalah pendapat pertama.
ORANG KAFIR HARBI YANG MENDAPATKAN JAMINAN KEAMANAN
Golongan ini terbagi menjadi dua yaitu yang minta suaka atau perlindungan keamanan (al-musta`min) dan yang memiliki perjanjian damai yang disepakati (al-mu’รขhad).
Syaikh Ibnu ‘Utsaimรฎn rahimahullah menyatakan: “al-musta’minรปn memiliki hak mendapat perlindungan dari kaum Muslimin dalam waktu dan tempat yang telah ditentukan, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
“Dan jika salah seorang kaum musyirikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya” [at-Taubah/9:6]
Sedangkan al-mu’รขhad, mereka berhak mendapatkan pelaksanaan perjanjian dari kita dalam waktu yang sudah disepakati, selama mereka tetap berpegang pada janji mereka tanpa menyalahinya sedikitpun, tidak membantu musuh yang menyerang kita serta tidak mencela agama kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Kecuali orang-orang musyirikin yang kamu mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatupun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa” [at-Taubah/9:4]
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya” [at-Taubah/9:12]
Tentang pemberian keamanan ini, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ูˆَุฐِู…َّุฉُ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠู†َ ูˆَุงุญِุฏَุฉٌ ูŠَุณْุนَู‰ ุจِู‡َุง ุฃَุฏْู†َุงู‡ُู…ْ
“Perlindungan kaum Muslimin (terhadap orang kafir) adalah sama walaupun jaminan itu diberikan oleh kaum Muslimin yang paling rendah”
Dalam hadits ini terdapat petunjuk bahwa hak perlindungan kepada non Muslim boleh diberikan oleh seorang Muslim. Apabila syarat-syarat pemberian perlindungan telah terpenuhi, maka perlindungan yang diberikan oleh seorang Muslim memiliki kekuatan yang sama dengan perlindungan yang diberikan penguasa muslim. Atas dasar ini, maka pemberian perlindungan seorang Muslim secara pribadi atau penguasa Muslim kepada orang kafir baik Kristen ataupun Yahudi adalah sah. Sehingga seluruh kaum Muslimin dari penduduk negara tersebut tertuntut untuk menaatinya.
Demikianlah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada utusan musuh Islam. Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan : “Dua utusan Musailamah al-Kadzdzรขb datang membawa surat Musailamah al-Kadzdzรขb kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah ‘Abdullah bin an-Nawรขhah dan ibnu Atsรขl. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada keduanya: “Seandainya bukan karena utusan itu tidak dibunuh, maka tentulah aku akan memenggal leher kalian berdua!”
Ibnul Qayyim rahimahullah menambahkan lagi, “Di antara petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tidak menahan utusan apabila ia sudah memilih Islam. Penguasa kaum Muslimin tidak boleh menghalangi utusan tersebut untuk kembali ke kaumnya, bahkan penguasa kaum Muslimin harus mengembalikannya kepada kaum yang mengutusnya. Sebagaimana dijelaskan Abu Rรขfi’ dalam pernyataan beliau Radhiyallahu ‘anhu : “Kaum Quraisy mengutusku menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika aku telah menemui beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Islam masuk ke hatiku. Lalu aku berkata : Wahai Rasulullah, saya tidak ingin kembali kepada mereka.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menanggapi : “Aku tidak pernah melanggar janji dan menahan utusan. Kembalilah kepada mereka! Apabila yang ada di hatimu sekarang ini masih terus ada, maka kembalilah (kepada kami-red)”! .
Oleh karena itu, dilarang membunuh dan mengganggu orang kafir yang masuk negara Islam dengan perlindungan dan perjanjian, seperti wisatawan asing, utusan dan duta besar yang ditempatkan di negara Islam. Karena, mereka masuk dengan visa dan perjanjian antar negara. Syaikh Shรขlih bin Fauzรขn Ali Fauzรขn hafizhahullรขh – salah seorang anggota Dewan Ulama Besar Saudi Arabia – menyatakan : “Apabila kita mengundang mereka untuk datang atau kita berikan perlindungan (al-amรขn), maka kita tidak boleh mencelakakan atau merugikan mereka. Kita wajib berlaku adil hingga mereka pergi dan menyelesaikan perjanjian mereka serta pulang ke negara mereka. Karena mereka masuk dengan perlindungan dan kita yang meminta dia untuk datang. Karena itulah, kita wajib memperlakukan mereka dengan adil, tidak menzhalimi mereka serta wajib memberikan hak-hak mereka. Sedangkan dalam masalah cinta, kita tidak boleh mencintai mereka. Namun kebencian kita kepada mereka tidak boleh menyeret kita untuk menzhalimi mereka atau mengurangi sedikit pun hak mereka atau mengganggu mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa” [al-Mรขidah/5:8]
Namun di masa-masa yang akan datang, kita tidak mendatangkan mereka dan menggantikannya dengan para pekerja dari saudara-saudara kita kaum Muslimin.
AHLI DZIMMAH
Golongan ketiga yaitu ahli dzimmah. Golongan inilah yang paling banyak memiliki hak atas kaum Muslimin dibandingkan dengan golongan sebelumnya. Karena mereka hidup di negara Islam dan di bawah perlindungan dan penjagaan kaum Muslimin dengan sebab upeti (jiz-yah) yang mereka bayarkan.
Dzimmah dalam pengertian para ulama syariat adalah membiarkan sebagian orang kafir berada dalam kekufurannya dengan syarat membayar jizyah (upeti) dan komitmen dengan hukum-hukum agama.
Akad dzimmah ini diperbolehkan untuk Ahli kitab dan orang Majusi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari Kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk”.[at-Taubah/9:29]
Dalam ayat di atas, jelaslah bahwa jizyah diambil dari ahli kitab yaitu Yahudi dan Nashrรขni. Sedangakan orang Majusi juga ditariki jizyah, dengan dasar hadits ‘Abdurahman bin ‘Auf Radhiyallahu ‘anhu yang menyatakan :
ุฃَู†َّ ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฃَุฎَุฐَู‡َุง ู…ِู†ْ ู…َุฌُูˆุณِ ู‡َุฌَุฑَ
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengambil jizyah dari Majusi Hajar”.[13]
Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan : “Para Ulama ahli fikih telah berijma’ bahwa jizyah (upeti) diambil dari Ahli kitab dan orang dari Majusi.[14]
HUKUM SEPUTAR AHLI DZIMMAH
Akad ini hanya boleh dilakukan oleh pemerintah atau wakilnya, seperti para panglima perang atau orang yang memang ditugaskan menangani hal tersebut. Karena akad dzimmah banyak memiliki konsekwensi hukum, berbeda dengan pemberian jaminan keamanan (al-amรขn). Disamping juga, akad dzimmah ini bersifat terus menerus dan tidak terbatas oleh waktu tertentu.
Akad ini diwujudkan oleh pemerintah Islam apabila memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Ahli Dzimmah komitmen dan terus membayar upeti (jizyah) setiap tahun.
b. Mereka tidak boleh menjelek-jelekkan Islam sedikit pun
c. Tidak melakukan sesuatu yang merugikan dan membahayakan kaum Muslimin.
d. Mereka tunduk dengan semua aturan dan hukum Islam
.
.
Diantara konsekwensi akad dzimmah ini adalah:
  • 1. Dilarang membunuh, menyakiti dan mengambil harta mereka dengan semena-mena.
  • 2. Wajib bagi pemerintah kaum Muslimin untuk menjaga dan melindungi mereka serta tidak mengganggu mereka.
  • 3. Wajib bagi pemerintah kaum Muslimin untuk menerapkan hukum Islam pada jiwa, harta dan kehormatan mereka.
  • 4. Wajib bagi pemerintah Islam untuk menegakkan had (hukuman) atas mereka dalam semua yang mereka yakini haram.
  • 5. Wajib bagi ahli dzimmah untuk tampil beda dengan kaum Muslimin dalam berpakaian dan tidak boleh menampakkan sesuatu yang dianggap sebagai kemungkaran dalam Islam, meskipun sedikit atau menampakkan sesuatu yang menjadi syiar agama mereka seperti salib dan sebagainya.
  • 6. Kaum Muslimin dilarang menyerupai mereka (at-tasyabbuh) dan tidak boleh berdiri menyambut mereka serta mendahulukan mereka untuk berbicara di depan majelis kaum Muslimin.
  • 7. Kaum Muslimin dilarang mengucapkan salam terlebih dahulu kepada mereka, mengucapkan selamat kepada hari raya mereka dan bertakziyah kepada mereka
  • 8. Kaum Muslimin diperbolehkan menjenguk ahli dzimmah yang sakit untuk satu kemaslahatan. (al-mashlahat ar-rรขjihah)
kesimpulan : ” maka adapun kafir yg benar-benar harus di bunuh adalah mereka para kafir yg menebar fitnah tentang islam, hingga atas karenanya terjadi peperangan antara umat islam dgn umat beragama lainnya maupun perang antara umat islam dgn umat islam itu sendiri

Referensi: https://tafsiralquran2.wordpress.com/2012/11/26/2-191/

Wednesday, December 6, 2017

๐Ÿ“œ KAJIAN ILMIYAH ๐Ÿ“œ MAJELIS ILMU ALMANAR --------*------*------*------- ♻ MENGENAL BENDERA (AL LIWA) & PANJI (AR RAYAH) RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM

ุฌู„ุณ ุนู„ู… ุงู„ู…ู†ุงุฑ:
๐Ÿ“œ KAJIAN ILMIYAH ๐Ÿ“œ
MAJELIS ILMU ALMANAR
--------*------*------*-------

♻ MENGENAL BENDERA (AL LIWA) & PANJI (AR RAYAH) RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM

by. abu usamah nur irhab

ุฅِู†َّ ุงู„ْุญَู…ْุฏَ ู„ِู„َّู‡ِ ู†َุญْู…َุฏُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุนِูŠْู†ُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุบْูِุฑُู‡ْ ูˆَู†َุนُูˆุฐُ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ู…ِู†ْ ุดُุฑُูˆْุฑِ ุฃَู†ْูُุณِู†َุง ูˆَู…ِู†ْ ุณَูŠِّุฆَุงุชِ ุฃَุนْู…َุงู„ِู†َุง، ู…َู†ْ ูŠَู‡ْุฏِู‡ِ ุงู„ู„ู‡ُ ูَู„ุงَ ู…ُุถِู„َّ ู„َู‡ُ ูˆَู…َู†ْ ูŠُุถْู„ِู„ْู‡ُ ูَู„ุงَ ู‡َุงุฏِูŠَ ู„َู‡ُ.

ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَ ุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ.

ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ุนَู„َู‰ ู†َุจِูŠِّู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ูˆَู…َู†ْ ุชَุจِุนَู‡ُู…ْ ุจِุฅِุญْุณَุงู†ٍ ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ. ุงู…ุง ุจุนุฏ....

๐Ÿ”– Dalil-Dalil Al-Liwรข’ & Al-Rรขyah

 Dalil-dalil yang menjelaskan tentang masalah al-liwรข’ dan al-rรขyah, diantaranya dari Ibn Abbas radhiyaLlรขhu ’anhu

«ูƒَุงู†َ ู„ِูˆَุงุกُ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุฃَุจْูŠَุถَ، ูˆَุฑَุงูŠَุชُู‡ُ ุณَูˆْุฏَุงุกَ»

“Bendera (liwรข’) Rasulullah –shallaLlรขhu ’alayhi wa sallam– berwarna putih, dan panjinya (rรขyah) berwarna hitam.”
(HR. Al-Hakim, al-Baghawi, al-Tirmidzi. Lafal al-Hakim) [1]

Dari Ibn Abbas –radhiyaLlรขhu ’anhu-:

«ูƒَุงู†َุชْ ุฑَุงูŠَุฉُ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุณَูˆْุฏَุงุกَ ูˆَู„ِูˆَุงุคُู‡ُ ุฃَุจْูŠَุถُ، ู…َูƒْุชُูˆุจٌ ุนَู„َูŠْู‡ِ: ู„َุง ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„َّุง ุงู„ู„َّู‡ُ ู…ُุญَู…َّุฏٌ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ»

“Panjinya (rรขyah) Rasulullah –shallaLlรขhu ’alayhi wa sallam– berwarna hitam, dan benderanya (liwรข’) berwarna putih, tertulis di dalamnya: “lรข ilรขha illaLlรขh Muhammad RasรปluLlรขh”.”
(HR. Al-Thabrani) [2]

Dari Jabir bin Abdullah –radhiyaLlรขhu ’anhu-:

«ุฃَู†َّ ุงู„ู†ุจูŠ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ูƒَุงู†َ ู„ِูˆَุงุคُู‡ُ ูŠَูˆْู…َ ุฏَุฎَู„َ ู…َูƒَّุฉَ ุฃَุจْูŠَุถَ»

“Bahwa Nabi –shallaLlรขhu ’alayhi wa sallam– liwa’-nya pada hari penaklukkan Kota Mekkah berwarna putih.”
(HR. Ibn Majah, Al-Hakim, Ibn Hibban. Lafal al-Hakim) [3]

Dari Yunus bin Ubaid mawla’ Muhammad bin al-Qasim, ia berkata: Muhammad bin al-Qasim mengutusku kepada al-Bara’ bin ‘Azib, aku bertanya tentang rรขyah Rasulullah –shallaLlรขhu ’alayhi wa sallam-  seperti apa? Al-Bara’ bin ‘Azib menjawab:

«ูƒَุงู†َุชْ ุณَูˆْุฏَุงุกَ ู…ُุฑَุจَّุนَุฉً ู…ِู†ْ ู†َู…ِุฑَุฉٍ»

”(Al-Rรขyah) ia berwarna hitam, berbentuk persegi panjang terbuat dari kain wol.” 
(HR. Al-Tirmidzi, al-Baghawi, al-Nasa’i) [4]

Dari al-Hasan –radhiyaLlรขhu ’anhu-, ia berkata:

«ูƒَุงู†َุชْ ุฑَุงูŠَุฉُ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุณَูˆْุฏَุงุกَ ุชُุณَู…َّู‰ ุงู„ْุนُู‚َุงุจَ»

“Rรขyah Nabi –shallaLlรขhu ’alayhi wa sallam– berwarna hitam disebut al-‘Uqab.”
(HR. Ibn Abi Syaibah)[5]

Dalil-dalil di atas secara sharรฎh menisbatkan bendera dan panji dengan karakteristiknya yang istimewa kepada Rasulullah –shallaLlรขhu ’alayhi wa sallam-. Maka tidak mengherankan jika para ulama hadits bahkan menuliskan satu subbab khusus berkenaan dengan al-liwรข’ dan al-rรขyah, diantaranya:

 ๐Ÿ”–Al-Bukhari dalam Shahih-nya menuliskan subbab

(ู…َุง ู‚ِูŠْู„َ ูِูŠ ู„ِูˆَุงุก ุงู„ู†َّุจِูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู…),

๐Ÿ”–Ibn Majah dalam Sunan-nya menuliskan subbab

(ุจุงุจ ุงู„ุฑَّุงูŠَุงุช ูˆุงู„ุฃَู„ْูˆِูŠَّุฉ),

 ๐Ÿ”–Al-Tirmidzi dalam Sunan-nya menuliskan subbab

 (ู…َุง ุฌَุงุกَ ูِูŠْ ุงู„ุฑَّุงูŠَุงุช),

๐Ÿ”–Ibn Hibban dalam Shahih-nya menuliskan subbab
 (ุฐِูƒْุฑُ ูˆَุตْูِ ู„ِูˆَุงุกِ ุงู„ْู…ُุตْุทَูَู‰ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุนِู†ْุฏَ ุฏُุฎُูˆู„ِู‡ِ ู…َูƒَّุฉَ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْูَุชْุญِ)

dan lainnya, yang cukup menunjukkan keberadaan bendera dan panji istimewa Rasulullah –shallaLlรขhu ’alayhi wa sallam-.

____
๐Ÿ“šreferensi:
[1] HR. Al-Hakim dalam al-Mustadrak (2506), Al-Baghawi dalam Syarh al-Sunnah (2663), al-Tirmidzi dalam Sunan-nya (1681): “Hadits hasan gharib”.

[2] HR. Al-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Awsath (219).

[3] HR. Ibn Majah dalam Sunan-nya (2817), Al-Hakim dalam al-Mustadrak (2505): “Hadits shahih memenuhi syarat syaikhayn (al-Bukhari dan Muslim) meski keduanya tidak meriwayatkannya”, Ibn Hibban dalamShahรฎh–nya (4743) dengan sedikit perbedaan redaksi.

[4] HR. Al-Tirmidzi dalam Sunan-nya (1680): “Hadits hasan gharib.”, Al-Baghawi dalam Syarh al-Sunnah(2663), al-Nasa’i dalam Sunan-nya (8552).

[5] HR. Ibn Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya (33604).


_________
☝ ALMANAR:
Mencerdaskan, Sahabat Masyarakat, Memberantas Kemunkaran & Melawan Kedholiman.

Wa: 082215274884

๐Ÿ’ปMajelisilmualmanar.blogspot.co.id

join bersama: ๐Ÿ‘‡

Chanel Telegram Almanar: http://bit.ly/20Uz1ob

Donasi Infaq :
Dakwah & Hisbah
MAJELIS ILMU ALMANAR

~ No Rek. 040601012950502
BRI britama.

~ No Rek.
7114614755
Mandiri Syari'ah.(bsm)
a.n.
AGUNG NUR ALAM,

CP: Abu Harits al faruq
      (082215274884)

Raihlah amal sholih dengan menyebarkan informasi ini.
ุจุงุฑูƒ ุงู„ู„ู‡ ููŠูƒู…
abu khudlair nur irhab

YUK RUTINKAN SHOLAT DHUHA

YUK RUTINKAN SHOLAT DHUHA

Berikut Keutamaan Sholat Dhuha:

1. Dari Abu Dzar, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no.  720).

2. Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih).

3. Hadits dari Buraidah, beliau mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka’at.” (HR. Ahmad, 5: 354. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirohi).

4. Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

5. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 1: 164).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang kembali taat” (Syarh Shahih Muslim, 6: 30).

6. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: [1] berpuasa tiga hari setiap bulannya, [2] mengerjakan shalat Dhuha, [3] mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178).

BAGAIMANA PENULISAN "IN SYAA ALLAH" YANG BENAR ?

BAGAIMANA PENULISAN "IN SYAA ALLAH" YANG BENAR ?
๏บ‘ِ๏บดْ๏ปขِ ๏บَ๏ปŸ๏ป ّ๏ปชِ ๏บ๏ปŸ๏บฎّ๏บฃْ๏ปค๏ปฆ ๏บ๏ปŸ๏บฎّ๏บฃ๏ปด๏ปข

Huruf "Syin" pada bahasa arab, ditranslate ke dalam
bahasa indonesia dengan tulisan "Sy" .
Sedangkan ke dalam bahasa inggris ditranslate dengan
tulisan "Sh" .
Jadi, ketika kita menulis:
๏บ‡๏ปฅ ๏บท๏บŽ๏บ€ ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปช
Dalam bahasa indonesia kita menulisnya "In-syaa Allah" .
Sedangkan dalam bahasa inggris kita menulisnya "In Sha
Allah".
Adapun dalam bahasa perancis kita menulisnya "In Cha
Allah".
Walaupun berbeda-beda cara penulisan dalam bahasa
masing-masing, tapi yang dimaksud semuanya adalah sama,
yaitu :
๏บ‡๏ปฅ ๏บท๏บŽ๏บ€ ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปช .
Kapan kita salah menuliskan "In-syaa Allah"?
Kita salah jika menyambung antara "In" dan "Sya"
"In = jika
"Syaa-a" = Berkehendak
"Allahu" = Allah .
"In-syaa Allah" artinya = Jika Allah berkehendak, jika Allah
mengizinkan, dalam bahasa Arab ditulis seperti ini:
๏บ‡ِ๏ปฅْ ๏บทَ๏บŽ๏บ€َ ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปชُ
(terdiri dari 3 kata)
TAPI ....
Sebagian orang SALAH dalam penulisan, mereka menulisnya
: ๏บ‡ِ๏ปงْ๏บธَ๏บŽ๏บ€ ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปช
(menyambungkan antara "in" dengan "sya").
Mengapa SALAH?
Karena ARTINYA BERBEDA
๏บ‡ِ๏ปงْ๏บธَ๏บŽ๏บ€
(dengan disambung antara "in" dan "sya") artinya =
MENCIPTAKAN
Jadi ketika kita menulis
๏บ‡ِ๏ปงْ๏บธَ๏บŽ๏บ€َ ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปช
Artinya adalah = MENCIPTAKAN ALLAH
(astaghfirullah).
Jadi yang dimaksud oleh Dr. Ahmed Deedat itu : JANGAN
menulis INSHA ALLAH (dlm penulisan bhs inggris) atau
INSYA ALLAH (dlm penulisan bhs indonesia), karena jika
disambung penulisannya "insha" atau "insya" artinya
adalah"MENCIPTAKAN".
Jadi hendaknya tulislah secara terpisah tiga kata tsb:
IN SHA ALLAH (dlm b.inggris)
Atau IN-SYAA ALLAH (dlm b.indonesia)
Agar tercapai maksud dan tujuan kita mengatakan:
๏บ‡ِ๏ปฅْ ๏บทَ๏บŽ๏บ€َ ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปชُ
Yaitu : "Jika Allah berkehendak"
Atau "Jika Allah mengizinkan".
In Syaa Allah Bermanfaat
๏บ‘َ๏บŽ๏บญَ๏ป™َ ๏บ๏ปŸ๏ป ๏ปชُ ๏ป“ِ๏ปดْ๏ปš
Source : Umm Al-Qura University
_______
#copas  -Suci Renita

-------------------------------------------------------------------

Tulisan Insya Allah yang Benar

By Ammi Nur Baits -
   

Bagaimana cara penulisan insyaaAllah yang benar? InsyaAllah ataukah insyaa Allah ataukah insha Allah? Atau bgmana? Katanya, kalo salah ucap, salah makna. Trim’s

Sufyan, Jakarta

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Dalam bahasa arab, kata “insyaa Allah” ditulis dengan

ุฅِู†ْ ุดَุงุกَ ุงู„ู„َّู‡ُ

Yang artinya, ‘jika Allah menghendaki’

Ada 3 kata dalam kalimat ini,

a. Kata [ุฅِู†ْ], artinya jika. Dalam bahasa arab disebut harfu syartin jazim (huruf syarat yang menyebabkan kata kerja syarat menjadi jazm)

b. Kata [ุดَุงุกَ], artinya menghendaki. Dia fiil madhi (kata kerja bentuk lampau), sebagai fiil syarat (kata kerja syarat) yang berkedudukan majzum.

c. Kata [ุงู„ู„َّู‡ُ], sebagai subjek dari fiil syart.

Memahami susunan di atas, berarti kalimat [ุฅِู†ْ ุดَุงุกَ ุงู„ู„َّู‡ُ] adalah kalimat syarat, yang di sana membutuhkan jawab syarat. Namun di sana, jawab syaratnya tidak disebutkan, karena disesuaikan dengan konteks kalimat.

Sebagai contoh, jika konteks pembicaraan anda adalah berangkat ke kota Jogja, maka kalimat lengkapnya adalah: ’jika Allah menghendaki maka saya akan berangkat ke jogja.’

Kalimat ’maka saya akan berangkat ke jogja’ merupakan jawab syarat tersebut.

Bagaimana Cara Penulisan yang Benar?

Kalimat insyaa Allah berasal dari bahasa arab. Dan karena sering digunakan oleh masyarakat tanpa diterjemahkan, kalimat ini menjadi bagian dari bahasa kita. Mengingat huruf bahasa Indonesia dan huruf bahasa arab berbeda, masyarakat akan sangat kerepotan jika harus menuliskan kalimat ini dengan teks arabnya. Sehingga kita perlu melakukan transliterasi untuk menuliskan kata ini dengan huruf latin.

Karena itu, sebenarnya mengenai bagaimana transliterasi tulisan [ุฅِู†ْ ุดَุงุกَ ุงู„ู„َّู‡ُ] yang tepat, ini kembali kepada aturan baku masalah infiltrasi kata dan bahasa.

Bagi sebagian orang, baku itu bukan suatu keharusan. Yang penting masyarakat bisa memahami. Misalnya kata ‘Allah’, yang benar ditulis Allah, Alloh, ALLAH, atau bagaimana. Bagi sebagian orang, ini kembali kepada selera penulisnya.

Sebagai catatan, transliterasi kalimat bahasa asing, dibuat untuk membantu pengucapan kalimat asing itu dengan benar. Anda bisa bandingkan, transliterasi teks arab untuk masyarakat berbahasa inggris dengan transliterasi teks arab untuk orang Indonesia. Karena semacam ini disesuaikan dengan fungsinya, yaitu untuk membantu pengucapan kalimat arab tersebut dengan benar.

Dengan demikian, sebenarnya transliterari tidak bisa dijadikan acuan benar dan salahnya tulisan. Karena tidak ada aturan yang disepakati di sana. Semua kembali kepada selera penulis. Yang lebih penting adalah bagaimana cara pengucapannya yang tepat, sehingga tidak mengubah makna.

Tulisan arabnya

[ุฅِู†ْ ุดَุงุกَ ุงู„ู„َّู‡ُ],

Anda bisa menuliskan latinnya dengan insyaaAllah atau insyaa Allah atau inshaaAllah atau inshaa Allah atau insyaallah. Tidak ada yang baku di sini, karena ini semua transliterasi. Yang penting anda bisa mengucapkannya dengan benar, sesuai teks arabnya.

Karena itu, sejatinya tidak ada yang perlu dipermasalahkan dalam penulisan transliterasi semacam ini. Selama cara pengucapan dan makna yang dimaksud sama.

Allahu a’lam..

Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Read more https://konsultasisyariah.com/22332-tulisan-insya-allah-yang-benar.html

Post and pict @Rerey

Repost stts FB terdahulu๐Ÿ˜ข

Pengertian Ilmu Kalam



Pengertian Ilmu Kalam
Secara etimologis terdiri dari dua perkataan : Pertama, arti ilmu itu sendiri yaitu pengetahuan dan kedua, adalah kalam artinya perkataan atau juga percakapan. Ilmu ini biasa digunakan sebagai nama dari ilmu yang membahas aqidah-aqidah dalam Islam. Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Atau Ilmu yang membahas soal-soal keimanan.

Sedangkan ilmu kalam secara Terminologi /definisi / istilah ada beberapa pendapat :
  1. Menurut Musthafa Abdul Raziq definisi ilmu kalam adalah ilmu yang berkaitan dengan aqidah imani yang dibangun dengan argumentasi-argumentasi rasional.
  2. Menurut AlFarabi definisi ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam.
  3. Menurut Ibnu Khaldun definisi ilmu kalam adalah ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.
  4. Menurut Syekh Muhammad Abduh definisi ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib baginya, sifat-sifat yang jaiz baginya dan tentang sifat-sifat yang ditiadakan darinya dan juga tentang rasul-rasul Allah baik mengenai sifat wajib, jaiz dan mustahil dari mereka.Jadi Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan/membahas tentang masalah ketuhanan/ketauhidan (mengesakan Tuhan) dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan disertai alasan-alasan yang rasional

B. Nama-Nama Ilmu Kalam
1. Ilmu Kalam
Karena membahas tentang ketuhanan yang logika maksudnya dalil-dalil Aqliyah dari permasalahan sifat kalam bagi Allah seperti persoalan. Apakah Al Qur’an itu Qodim (dahulu) atau Hadits (baru)
  • Persoalan Qodimiyah Kalamullah
  • Penggunaan dalil aqli yang sebegitu rupa hingga sedikit penggunaan dalil naqli
  • Penggunaan metode argumentasi yang menyerupai mantiq.
2. Ilmu Ushuluddin
Sebab penamaan ilmu ushuluddin terfokus pada aqidah atau keyakinan Allah SWT,. Atau yang membahas pokok-pokok dalil Agama.
3. Ilmu Tauhid
Disebut ilmu tauhid karena membahas keesaan Allah SWT,baik menyangkut dzat, sifat dan perbuatan
4. Fiqh Al-Akbar
Menurut Abu Hanifah hukum Islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi menjadi dua yaitu fiqh alakbar (membahas keyakinan/ pokok-pokok agama/ilmu tauhid dan fiqh alasghar (membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah).
5. Teologi Islam
Teologi Islam merupakan istilah yang diambil dari bahasa inggris, theology William L Reese mendefinisikan dengan “discourse or concerning” (diskursus/pemikiran tentang Tuhan). Ilmu kalam disebut juga Ilmu Teologi karena Teologi membicarakan zat Tuhan dari segalah aspeknya. Dan perhatian Tuhan dengan Alam semeseta karena teologi sangat luas sifatnyat. Teologi setiap agama bersifat luas maka bila di pautkan dengan islam (teologi islam) pengertiannya sama dengan Ilmu Kalam di sebut pula ilmu jaddal (debat) ilmu aqoid.

PATUTKAH KITA MENYOMBONGKAN DIRI

PATUTKAH KITA MENYOMBONGKAN DIRI ๐Ÿ“’๐ŸŒพ๐ŸŒพ๐ŸŒพ๐Ÿ“—๐Ÿ“’๐Ÿ“—๐ŸŒพ๐ŸŒพ๐ŸŒพ๐Ÿ“’ Ust. Fuad Hamzah Baraba’ Lc Wahai saudaraku sesungguhnya kematian itu pasti terjadi...